12

88.9K 1.9K 26
                                    

"Mas...." aku mendesah nikmat ketika mas Janu memasukkam kejantanannya kedalam kewanitaanku dari belakang.

Aku mengeratkan pegangan pada meja dapur, menahan setiap hujaman kenikmatan yang di berikan oleh mas Janu.

Setelah percintaan pertama kami, aku dan mas Janu jatuh tertidur. Aku tidak tau berapa lama aku tertidur sampai akhirnya bangun dengan perut keroncongan sedangkan mas Janu masih tidur telentang dengan tubuh telanjang. Membuat pipiku memerah mengingat apa yang telah kami lakukam sebelumnya.

Apa aku menyesal? Tidak. Aku sama sekali tidak menyesal. Paling tidak sampai saat ini perasaan itu tidak ada.

Mas Janu menyelusupkan tangannya masuk kedalam bajuku, menangkup payudaraku yang memang tidak memakai bra. Meremasnya, dan memelintir kedua putingku menggunakan jari telunjuk dan jempol, membuat aku menggelinjang nikmat "massshh...."

Mas Janu mengecup pipiku, lalu menjilatnya. Aku melepaskan satu tanganku dari meja dapur, memiringkan badan memegang kepala mas Janu, mendekatkan bibir kami. Aku menciumnya dengan sayang.

"Kamu enak banget Na... Lebih enak dari yang mas bayangin" mas Janu berbisik tepat di depan bibirku.

"Mas Janu..."

"Iya sayang..."

"Hanna gak kuat mas..."

Mas Janu mengecup bibirku "keluar sayang... basahin kejantanan mas dengan cairanmu"

Aku memejamkan mata menggigit bibirku ketika kenikmatan itu datang, tubuhku bergetar mendapatkan pelepasan.

Mas Janu mencium pipiku, menekan wajahku dengan tangan ke bibirnya, "cantik banget sayang... kamu cantik banget" hentakkan kejantanan mas Janu semakin kencang sebelum akhirnya dengan cepat dia mengeluarkan kejantanannya, mengocoknya, menumpahkan pelepasan pada bongkohan bokongku "aaarrrgghhh..." terdengar suara mas Janu mengeram panjang.

Tubuhku melemas, aku hampir jatuh kalau saja mas Janu tidak menahan pingangku dengan sebelah tangannya.

"Bentar Na, pegangan meja erat" Mas Janu melepaskan lilitan tangannya dari pinggangku.

Mengambil tisu membersihkan pusat dirinya dan juga bekas pelepasannya di bokongku. Wajahku memerah ketika mas Janu juga membersihkan kewanitaanku, dia juga memakaikan celanaku.

Aku membalikkan badan sambil merapikan penampilanku, menatap mas Janu yang sedang memakai celananya. Dia tersenyum menatapku.

"Terusin masak nya gih..." aku berdecak mendengarnya.

"Mas pergi sana. Ntar ganggu lagi" Mas Janu tertawa, dia mengecup pipiku sebelum akhirnya pergi meninggalkan ku seorang diri di dapur.

---------------------------------------------------------------------------------------------

"Mass!!!!" Aku berteriak marah ketika mas Janu menarik putingku cukup kuat dengan giginya.

Kami sedang tidur - tiduran saat ini, baru saja melakukannya lagi untuk ketiga kali dikamar. Rasanya sama luar biasanya. Aku merasa sangat kelelahan namun bahagia.

Aku sering mendengar dari teman - temanku bahwa bercinta memang sangat menyenangkan dan membuat ketagihan. Tapi aku baru tau kalau akan senikmat ini.

"Gemes Na. Puting kamu mini banget. Tapi keras" mas Janu berkata sambil mencowel - cowel putingku

"Mas ah!" Aku memukul tanggan mas Janu sedangkan mas Janu tertawa kencang.

Mas Janu mensejajarkan tubuh kami, dia menatapku sambil tersenyum mesum "apasih mas..." aku memalingkan wajah malu melihatnya

Ketika Aku Jatuh CintaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora