Evanescent - Bagian : 08

824 145 19
                                    

Lalisa dan Chaeyoung hari ini berjalan-jalan di sekitar taman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lalisa dan Chaeyoung hari ini berjalan-jalan di sekitar taman. Setelah kejadian kemarin, Chaeyoung dan Lalisa malah jauh lebih dekat. Rupanya Chaeyoung tidak seperti yang Lalisa pikirkan.

Omong-omong soal orang tua Lalisa, entahlah bagaimana nasib mereka.

"Chaeng, tahu tidak?" tanya Lalisa.

"Apa?"

"Lho, aku kan bertanya," sahut Lalisa seraya menahan tawa.

Chaeyoung menggeleng, "Tidak tahu."

"Jelas, aku kan belum memberi tahu," timpal Lalisa, kemudian terpingkal-pingkal. Chaeyoung hanya terkikik kecil, tidak mengerti di mana letak kelucuan gurauan yang Lalisa lontarkan.

Tiba-tiba, Chaeyoung kehilangan keseimbangan. Ia berpegangan pada salah satu bangku untuk menjaganya agar tak jatuh. Lalisa yang panik lantas menuntunnya untuk duduk.

"Kenapa, Chaeng?" tanyanya panik.

"Kakiku ... tiba-tiba mati rasa ...," jawab Chaeyoung sembari tersengal. Pandangannya buyar, jalanan seolah berputar. Kepalanya sakit bukan main dan ia ingat belum minum obat.

Chaeyoung mendesah sakit tertahan. Yang membuat Lalisa makin panik. Tiba-tiba muncul inisiatif membongkar tas Chaeyoung. Tanpa ia sangka, Lalisa menemukan sebuah botol berisi pil-pil kecil. Tak pikir panjang, ia paksa Chaeyoung meneguknya.

Pandangan Chaeyoung mulai kembali. Perlahan ia dapat merasakan kakinya lagi. Chaeyoung mengerjapkan matanya berkali-kali, kemudian tersenyum lega. Lantas ia dekap Lalisa erat-erat.

"Terima kasih, ya ...," lirihnya.

Lalisa diam, masih terheran,"Kau ... sakit, Chaeng?" tanyanya pelan.

Chaeyoung menghela, lalu tersenyum kecut, "Sayangnya ... iya, Li," jawabnya.

"Sejak aku berumur 5 tahun, aku sudah sering sakit. Dua tahun lalu, dokter bilang kalau aku memeliki penyakit tumor otak. Aku tidak boleh ini, tidak boleh itu. Dikit-dikit tidak, dikit-dikit tidak," ceritanya.

"Katanya sih, demi kesembuhanku. Tapi, apa? Aku tidak sembuh-sembuh, tuh. Malah mendekati kematian kali," tambahnya. Membuat Lalisa tertegun seketika.

"A-aduh, Chaeng. Jangan bicara seperti itu, dong," sahutnya. Lalisa sendiri masih terkejut bukan main. Bagaimana bisa mulus sekali Chaeyoung menyembunyikan sakitnya selama mereka dekat?

Oh, tidak. Chaeyoung seringkali tertangkap tengah meneguk pil diam-diam. Atau kala ia muntah-muntah di kamar mandi, saat dia pingsan di atap hari itu dan kala Chaeyoung menabraknya di koridor sekolah.

Mengapa ia tak pernah peka?

"Li ...," panggil Chaeyoung.

"E-eh, iya?" Lalisa tersadar dari lamunannya kala mendengar suara Chaeyoung memanggil.

Evanescent [채리사]✔Where stories live. Discover now