Bagan Duapuluhdua : Muak

1K 105 70
                                    

taeilmoonie
Vote sebelum baca!!!!





Happy reading~




"Pak, bu Bianca sudah masuk kantor"

Saga yang tadinya tengah membaca beberapa dokumen langsung berdiri dan tanpa kata, ia langsung keluar ruangannya menuju ruangan Bian.

Brak!

Saga membuka kasar pintu ruangan Bian membuat Bian didalam bersama dengan Marva terkejut bukan main.

"Apa-apaan lo?!" kesal Bian seraya berdiri menatap tajam Saga.

Tanpa banyak suara, Saga berjalan lebar-lebar menuju Bian, ia langsung menarik tangan Bian untuk ikut dengannya. Tapi Bian memberontak dan berusaha menarik tangannya.

"Lepas sialan! Nggak sopan anjing!" geram Bian.

"Kita perlu bicara" ucap Saga dengan nada rendah. Tapi Bian tetap menolak dengan keras.

Marva yang melihat sang bos kesakitan pun tidak tinggal diam. Marva menarik tangan Saga kasar hingga pegangan ditangan Bian lepas.

"Maaf, nona Bianca sudah bilang tidak mau, tolong jangan memaksa" ucap Marva sopan tapi tatapannya tajam.

Saga yang emosi mendorong Marva hingga Marva menabrak tembok, lalu Saga menarik kerah kemeja Marva erat.

"Saga! Keluar dari ruangan gua!" pekik Bian seraya berusaha menarik Saga dari Marva.

Kedua pria dewasa itu saling menatap tajam satu sama lain.

"Lo nggak usah ikut campur urusan keluarga gua, lo disini cuma sekertaris Bian" geram Saga.

"Saya memang hanya sekertaris nona Bianca, melindungi atasan saya adalah kewajiban bagi saya" ucap Marva tenang.

Saga semakin menarik kerah kemeja Marva membuat Marva tercekik.

"Saga cukup! Lo gila!" Bian masih berusaha menarik Saga, dan usahanya tidak sia-sia.

Saga mundur dan sedikit menjauh dari Marva membuat Marva bisa bernapas lega.

Bian menatap tajam mantan suaminya itu lalu detik berikutnya ia melayangkan tamparan keras pada pipi Saga, membuat Saga terkejut tak percaya.

"Kita udah nggak ada hubungan apa apa lagi, Saga! Lo bener-bener nggak tau malu ya" Bian sudah muak dengan kelakuan Saga.

Saga menatap Bian sendu.

"Aku cuma mau perbaikin hubungan kita, aku nggak mau kita kaya gini" lirih Saga.

"Lo yang bikin gua kaya gini, siapa yang selingkuh, siapa yang lebih percaya sama anak sialan itu, lo yang ngancurin semuanya, dimana otak lo brengsek!" Luka lama terbuka kembali, mata Bian berkaca-kaca mengingat itu semua.

Saga menunduk lirih, dadanya sesak bukan main saat Bian mengingatkan nya tentang betapa brengseknya dia.

"Lo buang anak kandung lo, mereka setiap hari nangis karna lo nggak pernah bela mereka, mereka nangis karna lo nggak pernah dateng ke ulang tahun mereka, mereka nangis karna ayahnya nggak pernah jenguk mereka ketika mereka sakit. Lo kemana? Lo cuma bisa dan percaya sama anak sialan itu. Gua ngurus mereka sendiri tanpa lo, dan sekarang lo pengen coba jadi ayah yang baik?"

Bagai ditusuk miliaran jarum tumpul, itu yang Saga rasakan saat ini. Marva hanya diam tidak mau ikut campur.

"Mereka satu-satunya kebahagiaan gua. Gua cuma minta satu, jauhin gua dan keluarga gua. Kita udah nggak butuh lo, udah terlanjur biasa tanpa lo" Setelah mengeluarkan semua unek-uneknya, Bian langsung pergi dari ruangannya meninggalkan Saga yang kini jatuh terduduk.

MCW 2 ✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang