7. CACA MULUT EMBER

110 46 13
                                    


***

Seluruh siswa-siswi yang mendengar kata tersebut langsung pergi keluar meninggalkan aula.

Angga menoleh kepada Elvan dan Ryan yang sedang berada didekat pintu keluar. Dan dengan santainya Angga berjalan sambil memasukan kedua tangan disaku celananya. Yang masih diikuti oleh Rival, dan Alva. Langkah Angga terhenti saat ia sudah berada disebelahnya Elvan dan kemudian berbisik pelan.

"Temuin gue tar jam 09.00 diarea balapan motor liar, gue tunggu disana. Kalo emang lo bukan pengecut." setelah membisikan kalimat tersebut Angga berjalan keluar meninggal Elvan yang sedari tadi mengepalkan kedua tangannya menahan amarah.

"Lo mau dateng?" tanya Ryan memastikan. Walaupun tadi Angga membisikan kalimat tersebut sangat pelan, tapi Ryan masih bisa mendengar bisikan tersebut karena pendengarannya sangat tajam.

"iya." jawabnya dingin seraya berjalan pergi meninggalkan aula dengan kedua lengan yang masih terkepal.

***

09.00 WIB Jakarta Selatan.

"Haduh, haduh, haduh gue gabut banget anjir." Karena Rara sangat gabut jadi dirinya melempar-lempar kan semua bantal kesembarang arah. Rara segera menghentikan aksi nya ketika ada sebuah nontifikasi dari handphone miliknya.

Ting...

Rara mengambil handphone yang tergeletak di atas meja belajar. Ia langsung mengechek nontifikasi itu. Ternyata Caca lah yang memberikan sebuah info yang cukup membuat Rara senang.

Rara menutup mulutnya menggunakan tangan kanannya dan berteriak kehisteris. "Aaaaa. ya, ampun mimpi apa gue semalem sekarang gue bisa liat balapan liar lagi. Udah lama banget mereka gak ngadain acara balapan liar kaya gini. Yaudah ah gue siap-siap dulu."

Rara berkaca didepan cermin yang agak besar dia mengagumi diri nya sendiri. "Wah ternyata gue cantik juga." kagum Rara kepada dirinya sendiri. Rara memakai celana levis pendek berwarna hitam dan tengtop berwarna putih yang ditutupi jaket berwarna hitam tapi jaket tersebut tidak diseletingkan.

Tok... Tok... Tok

"Woi Ra cepetan dong lo keluar." teriak Caca dari luar.

"Iya iya." balasnya yang langsung berlari menuruni anak tangga. Untung saja sekarang ibunya Rara sedang tidak berada didalam rumah, karena Nara sedang pergi menginap dirumah tantenya Rara jadi dia bisa keluar malam untuk menyaksikan balapan liar yang sudah ia tunggu-tunggu.

Rara membuka pintu rumah dan bergegas keluar tak lupa ia mengunci pintu rumahnya terlebih dahulu. Rara berjalan mendahului Caca dan Sasa yang masih berada didepan pintu rumahnya sedangkan kini Rara sudah duduk manis di kursi depan mobilnya Sasa. Caca dan Sasa cengo serta mendengus kesal pasalnya Rara karena tidak berbicara sepatah kata pun kepada mereka, anak itu malah langsung pergi meninggalkan mereka dan sekarang dia tengah duduk manis didalam mobilnya Sasa serta tersenyum manis kearah mereka. Itu sangat menyebalkan.

"Ih ayok cepetan dong! Tar kita telat lagi."

Dengan rasa kesal mereka langsung bergegas pergi menuju mobilnya Sasa.

Oh iya, penampilan Sasa sekarang ia memakai rok levis 1cm diatas lutut, baju kaos distro yang berwarna hitam bertulisan kata 'SASA'.

Sedangkan Caca ia memakai celana levis panjang berwarna hitam serta memakai kaos polos lengan panjang berwarna putih, tak lupa dengan kerudung yang ia pakai berwarna hitam.

"Kalo bukan temen dah gue bunuh lo, Ra!" ancam Caca yang sangat kesal dengan Rara.

"Berisik!" teriaknya yang menatap kearah belakang ralat lebih tepatnya kearah Caca sekilas yang kemudian menoleh kepada Sasa. "Cepetan Sa jalan." titah Rara semena-mena. Sedangkan Sasa hanya memutar kedua bola matanya malas dan membuang nafas nya secara kasar.

Angga X RaraWhere stories live. Discover now