8. RARA BIANG MASALAH

85 24 167
                                    

***

'S e l a m a t  m e m b a c a'


"Perhatian semua nya kepada seluruh anggota yang kemarin dipilih untuk jadi panitia dan yang akan ikut lomba untuk acara minggu depan segera berkumpul dilapangan dan bagi siswa-siswi yang lainnya kalian sekarang masuk ke dalam kelas untuk mengikuti mata pelajaran hari ini. Cukup sekian dan terima kasih." suara lantang dari mic tersebut terdengar sampai kepelosok-pelosok sekolah SMA Galaksi.

Siswa-siswi yang kemarin sudah dipilih kini mereka sudah berkumpul di lapangan sekolah.

"Okey semua nya, tujuan kita disini untuk mempersiapkan acara perlombaan yang diadakan minggu depan sekarang. Bagi siswa-siswi yang terpilih untuk mengikuti perlombaan silahkan kalian berlatih di tempat masing-masing yang akan kalian ikuti perlombaannya." ucap Alan keras dan tegas yang langsung dipatuhi oleh siswa-siswi yang kepilih untuk mengikuti perlombaan.

"Dan untuk orang yang terpilih menjadi panitia silahkan kalian bersihkan semua lapangan sekolah ini." ucapan Alan membuat siswa-siswi yang kepilih jadi panita mendengus kebal. Yang benar saja mereka harus membersihkan semua lapangan sekolah SMA Galaksi yang sangat luas.

Dengan perasaan yang kesal Rara dan Caca mulai mengambil sapu dan serok sampah di samping Alan yang sudah disediakan oleh Alan, Zaki, dan Sasa.

"Kalo tau gini mah mendingan gue ikut lomba aja deh." kata Rara yang memulai menyapu sampah-sampah dan daun-daun yang tergeletak dilapangan.

"Hooh, bener banget Ra. Kak Alan mah enak bisa nya nyuruh-nyuruh doang gak ikut ngebantuin kita bersih-bersih." timpal Caca ikut menyapu mengikuti Rara.

"Hmm, kak Alan mulai meresahkan yah bund." cicit Rara yang masih setia menyapu.

"Kerja yang bener, ngapain kalian pada ngomongin saya." suara berat dingin tersebut membuat Rara dan Caca seketika berbalik kebelakang.

"Idih Kak Alan kok geer yah. Siapa juga yang ngomongin kakak ngak ada juga." ngeles Rara.

"Pendengarannya saya masih bagus." Alan menatap Rara sinis.

"Kakak kok nyolot sih!." Rara sangat kesal kepada Alan. Dia ini hanya bisa nyuruh-nyuruh orang saja, ganggu orang lain saat lagi berkerja, dasar Ketos sialan.

Karena Caca melihat sinyal pertengkaran yang akan terjadi akhirnya Caca menginjak kakinya Rara. Sontak Rara menoleh kepada Caca dengan mata yang melotot. Tapi Caca memberikan kode supaya Rara mencari cara agar mereka kabur dari hadapan Alan, agar mereka tidak dihukum oleh Alan.

"Eh, kak liat tuh ada bu Nadya terbang." tunjuk Rara kearah langit. Satu kata untuk Rara yang menggambarkan dirinya saat ini? Bodoh, mana ada bu Nadya bisa terbang. Caca yang mendengar nya hanya menepuk kepala nya. Apakah tidak ada kata yang lain untuk mengalihkan perhatian Alan agar mereka bisa kabur?

"Kamu pikir saya bodoh."

"Ada yang menonjol namun bukan bakat." kening Caca maupun Alan berkerut, apa maksud yang dikatakan oleh Rara.

Caca mulai mengikuti arah pandangan nya Rara. Seketika Caca tertawa terbahak-bahak, sekarang ia mengerti apa yang dimaksud oleh Rara. Kemudian Alan mengikuti arah pandangan nya Rara. Wajah Alan sekarang memerah padam dengan kedua tangan yang terkepal dibawah. Ternyata yang dimaksud oleh Rara itu adalah Burung milik nya Alan.

Sebelum Alan marah kepada nya. Rara menarik tangan nya Caca pergi menjauh dari Alan.

"KAMU!" teriakan Alan yang keras membuat semua orang yang sedang bersih-bersih dan yang sedang latihan untuk lomba menghentikan aktivitas nya dan meliriknya.

Angga X RaraWhere stories live. Discover now