Kesatu

33 5 7
                                    

Pagi terasa menyenangkan dengan aroma nasi goreng yang menyapa indera penciuman. Gadis yang masih melilitkan handuk pada rambut yang basah, sibuk mencicipi satu suap nasi goreng kedalam mulutnya.

Kebiasaan buruknya yaitu memakan makanan panas yang masih ada dalam wajan. Sudah diperingati berapa kali oleh ibunya, tetap saja dia ngeyel. Baginya makan dari wajah secara langsung adalah satu kenikmatan yang tiada tara.

"Allahuakbar! Princy!" Wanita paruh baya menjewer telinga hingga memerah.

Gadis yang disebut dengan nama 'Princy' meringis kesakitan sambil meminta ampun. "Maaf Umi" Ringisnya sekali lagi.

"Cepetan pake baju sana!" Seraya melepaskan jeweran pada anaknya.

"Iya" Dia mengeleos pergi begitu saja kekamarnya.

Sebelum memakai seragam dia memoles make up yang tipis pada wajahnya, dia lanjut mencatok rambut dan banyak lagi. Princy adalah salah satu murid populer disekolah, baginya penampilan yang terpenting saat kesekolah.

Dia harus selalu terlihat perfect. Bahkan jika ada satu bulu mata yang tidak terkena mascara! Dia harus mengulang semuanya, dan memastikan benar benar perfect.
Walaupun cantik dia tidak pernah mendapatkan apa yang dia mau.

"Princy cepetan babi!" Teriak orang dari lantai bawah.

Jelas ya itu bukan uminya Princy, mana mungkin berkata kasar seperti itu. Princy hanya menjawab pertanyaannya dengan senyuman saja. Bisa di penggal kepalanya.

"Najis! lama banget lo bisa cepetan ga" Marah Neona.

"Ya elah bentar" Princy masih sibuk dengan bulu matanya. "Princy cepetan kasian ney nungguin kamu" Sinta masuk kedalam kamar anaknya.

Princy mengumpat dalam hati untuk Neona, Mau tidak mau dia harus berhenti merias bulu matanya.

****
Satu BMW masuk kedalam area parkiran sekolah, Dua orang gadis cantik turun dari dalam. Wajah yang tegas dan manis begitu menarik perhatian sekitar, Sebut saja namanya Chloe ketua osis SMA Nizamia salah satu sekolah terfavorit di kota besar ini.

Chloe melihat ada teman satu kelasnya berjalan kearahnya. Dia menepuk pundak Ylona lalu berlalu pergi sambil menarik kembali temannya. Mereka berdua jalan bak seorang model yang sedang di paparazi, Riuh suara pujian dan lainnya begitu berisik terdengar ditelinga.

Seolah tiada habisnya dipuji setiap hari, kecantikan yang paripurna tak bisa di hentikan dalam sekejap. Kalo kata murid lelaki sini Cantiknya ga sopan.

"Lau gue mau makan laper" Chloe melirik Laura dari ujung matanya.

Laura berlagak tak mendengar lagian kalo laper kan bisa makan! Ngapain harus bilang-bilang dia, gak mungkin ga ada usut dibalik usut. Pasti mau minta sesuatu!

"Gue ga ada duit" Laura memotong Chloe yang baru saja membuka mulut.

Chloe menjitak kepala Laura, "Papa gue orang kaya! Ga etis banget minta traktiran. Suruh satu orang buat beliin" Laura nyengir tanpa dosa lalu menyuruh satu adik kelasnya.

"Oh iya, besok ada murid baru" Laura sangat antusias memberikan informasi ini.

Chloe tidak bergitu tertarik "Bodo amat" Bibir sexy Laura bergerak meledek Chloe, begitu mendapatkan jawaban yang kurang enak.

Sebelum masuk kelas biasanya merkea itu pergi ke satu tempat. Disana kegiatannya tidak jauh-jauh dari ngobrol, tempatnya begitu rahasia tidak boleh dijamaah selain oleh mereka. Petugas sekolah dan guru pun tidak boleh.

"Gue kasian sama Author dia pasti bingung milih percakapan. Pemerannya ada delapan orang soalnya, Buat Author. Semangat ya! Nanti dikasih mas Ghaisan" Laura.

About Eight TracesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang