Judulnya terserah aku

5 3 0
                                    

Zeerly tak sengaja bertemu dengan Neona di satu coffe shop. Ya, tempat yang sama dengan beberapa waktu lalu. Kini keduanya duduk di meja yang sama saling berhadapan, tapi tidak ada yang angkat bicara.

Neona terlihat canggung karna Zeerly tak sama sekali terlihat tertarik pada pembicaraannya. Gadis itu hanya diam sambil memakan Red Velvet cake, Neona meminum americano, yang tinggal setengah miliknya hingga tandas.

"Gak pait?" Zeerly Sepertinya memperhatikan Neona

Neona menggelengkan kepalanya, Sudut bibirnya terangkat. "Zee lo pemalu kayak nya" Basa-basi Neona.

"Hmm" Jawab Zeerly hanya diwakili deheman. "Banyak yang nilai gue sombong. Padahal, asli gue pemalu parah."

Neona sekarang paham kenapa anak baru ini tidak punya teman. Jika tidak didekati dia tidak akan medekat, udah gak zaman diem-diem'an sesekali perlu agresif. Kalo sekitar kita yang malu kita nya yang harus berani, jangan sama-sama malu.

"Mulai besok, Lo jangan sungkan kalo mau gabung sama gue dan temen gue." Neona tersenyum pada Zeerly.

"Tapii... Ylona, Princy, dan Chloe keliatan kurang suka sama gue" Feeling Zeerly seperti itu. Terlihat bagaimana jika bertemu dijalan atau dimana.

Neona menggaruk belakang kepalanya. "Santai. Mukanya emang judes, aslinya baik gak ketolongan. Sama Ylona lo bisa terlindungi banget. Main sama Princy lo diubah lebih cantik dari ini, apalagi kalo Chloe, bisa langsung pinter kalo main sama dia" Neona rinci menjelaskan tentang sahabatnya.

"Boleh minta whatsaap gak?" Neona menyodorkan ponselnya. Zeerly mengetik nomornya lalu menyerahkan kembali pada yang punya.

"Zee. See you ya, gue duluan udah nya hujan" Neona melambaikan tangan pada Zeerly.

"Ya" Balas singkat.

****

Chloe serta teman temanya sudah seperti biasa dan pastinya sedang bermain di salah satu rumah mereka.

Kali ini bergantian di rumah Laura, Disini lebih nyaman dari pada yang lain. Pertama tetangga nya asik-asik tidak suka protes jika terjadi kebisingan. Intinya sangat nyaman, dan lagi-lagi kendalanya sangat jauh jika kesini.

Kadang Laura jika pulang terlalu malam, dia memilih menginap karna jarak rumahnya jauh. Sedih nya gini kalo punya rumah jauh sendiri.

"Ncy,ada yang nyariin" Pengucapan Anara di buat bernada. Kebiasaan jika di rumahnya dia memanggil adik-adiknya Seperti ini.

"Siapa?" Princy menengok ke luar rumah.

"Gak tau" Jawab Anara.

Princy berlari keluar gerbang, dia membuka gerbang lalu mendapati seorang laki-laki yang duduk di motor. Laki-laki itu seperti tergejolak kaget saat melihat Princy ada dihadapannya.

Tatapan Princy menyelidik "Siapa ya?" Ini orang asing.

Wajahnya tertutup Helm full face. Sepertinya kedua orang ini saling teridam selama 30 detik, Sampai akhirnya lelaki itu membuka Helm yang terpasang di kepalanya.

"Hai Ncy" Sapa manis lelaki itu. Dia turun dari motor, lalu berdiri disebelah kanan Princy.

"Apa?" Tanya tak suka Princy.

"Lagi ma-

"Mau apa?! Gak usah bertele-tele. Gue sibuk" Princy meroling matanya malas.

"Mau gak jadi pacar gue?" Sebut saja namanya Xabiru. Atau biasa di panggil Biru, atau Aksa.

Biru meremat-remat  jaket yang dikenakannya. Menuggu jawaban Princy membuat dirinya salah tingkah.

"Ga!" Tolak halus Princy. "Pulang." Usir Princy.

About Eight TracesWhere stories live. Discover now