64 | Dosen dan Mahasiswinya

125K 11.1K 945
                                    

"YAAMPUN BAR KOK RUMAHMU BANYAK MBAK KUNTINYA?!" Pekik sebuah suara yang terkejut ketika melihat wanita-wanita yang wajahnya putih semua karena sedang memakai sheet mask.

Bara menyadari Rafi yang muncul dari belakangnya langsung memutar tubuh untuk menghalangi penglihatan pria itu. Begitu juga dengan Ayu, wanita itu menarik Rafi keluar.

Huft.

Hampir saja Bara kecolongan membiarkan laki-laki lain melihat aurat istrinya. Sungguh Bara tidak rela. Naqiya sedang tidak mengenakan jilbabnya. Tentu saja, karena dirinya di rumah dan tamunya adalah Rasel, bukan seorang pria.

Tatapan mereka bertemu, Bara memberi kode pada Naqiya untuk mengganti pakaiannya karena ada Rafi berkunjung ke sana. Secepat kilat Naqiya berlari ke kamar untuk mematuhi apa yang Bara minta.

"Pak Rafi ngapain kesini?" Tanya Rasel pada Rafi yang kini mereka sudah kumpul di ruang keluarga.

"Jenguk mahasiswi sendiri lah! Lah kamu ngapain disini, Neng? Orang mah pulang, belajar, besok kuliah ini malahan cosplay jadi badut!" Ucap Rafi dengan mulut nyinyirnya.

Makeup di wajahnya memang belum selesai dan Rasel belum tau bentuk wajahnya sekarang seperti apa. Belum sempat Rasel ingin mengamuk, Naqiya keluar kamar mengenakan pakaian yang lengkap dengan jilbabnya.

"Pak Rafi, Bu Ayu," Sapa Naqiya pada kedua dosennya itu.

"Pak Bara nya nggak disapa nih, Nay?" Ujar Rafi yang menggoda wanita itu.

"Udah sering lah! Namanya juga suami istri, gimana sih, Pak?" Yang menjawab malah Rasel, bukan Naqiya.

"Yeh, pms," jawab Rafi.

Bara mengambil kotak yang isinya makanan yang tadi Naqiya minta. Dia memberikan makanan yang ternyata jumlahnya sesuai dengan jumlah mereka yang berada di sana. Ada kotak-kota nasi ayam hainan dan ada pula kota soft baked cookies yang tadi ia take away untuk istrinya.

"Ini, Sayang," panggil bara pada Naqiya dan memberikan sekotak.

"Makasih, Mas," Jawab Naqiya. Ah, Mas Bara. Masih terdengar aneh di telinga Naqiya memang.

Bara membagikan kotak-kotak makanan itu kepada mereka. Tapi Rasel dan kawan-kawannya tidak langsung memakannya karena terhalang sesuatu yang kini berada di wajahnya.

"Nih, Raf," Bara memberikan pada Rafi.

"Kok nggak pake 'Sayang' sih, Bar?" Protes Rafi.

Bara tidak ambil pusing, dirinya membalas sesingkatnya, "Berlaku buat istri."

"Denger tuh, Pak Rafi yang terhormat, cuma buat Naqiya seorang," jelas Rasel.

"Heh! Kam----"

"Udah dimakan dulu itu keburu dingin makanannya." Potong Bara. Ya, belum sempat Rafi mengomel, Bara sudah memotong ucapannya itu. Bara benar, keburu dingin memang kalau didiamkan begitu saja.

 Bara benar, keburu dingin memang kalau didiamkan begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bayi DosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang