67 | Perlahan Membaik

137K 12.1K 828
                                    

"ASTAGHFIRULLAH!"

Brak!

Naqiya langsung menutup pintu kamar dengan keras karena dirinya terkejut dengan apa yang dia lihat tadi. Bagaimana tidak terkejut? Ketika dirinya membuka pintu kamar, Bara duduk di ranjang dengan keadaan tidak mengenakan atasan, alias kaos, alias shirtless. Entah, Bara mengenakan bawahan atau tidak, Naqiya tidak melihat lagi.

Bara yang terkejut dengan pekikan istrinya dan suara pintu yang dibanting langsung melangkah ke sana. Memang dirinya tadi baru saja selesai mandi. Bara tidak langsung memakai pakaiannya di dalam kamar mandi karena ada benda yang tertinggal. Jadi pria itu memutuskan untuk mengambil benda tersebut terlebih dahulu.

"Ada apa?" Tanya Bara pada Naqiya yang ternyata duduk di meja makan.

Menyadari kedatangan Bara, mata Naqiya makin melebar. Lihat saja, Bara hanya mengenakan selembar handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya. Sementara, tetesan-tetesan air dari rambutnya bisa Naqiya lihat dengan jelas di dada pria itu.

Naqiya membuang pandangannya, "Makanannya udah siap." Jawabnya singkat.

Loh?

Istrinya masak?

Bara membungkuk, sehingga kini wajahnya tepat di depan wajah Naqiya. "Kamu masakin saya?" Tanyanya. Makin-makin dibuat tidak percaya si Bara pada tingkah Naqiya. Biasanya yang membuatkan sarapan adalah Bara. Sebelum berangkat ke kampus, Bara selalu memastikan sarapan untuk Naqiya sudah tersedia.

Namun kali ini berbeda, Naqiya lah yang menyiapkan itu semua untuknya.

Naqiya hanya mengangguk.

Menyaksikan itu, buru-buru Bara mengambil piring yang Naqiya maksud. Ia menatap terkesima dengan makanan yang ditata rapi di atas piring itu.  Naqiya benar-benar berubah. Apakah wanita itu mulai bisa menerima dirinya?

Dengan posisi Bara yang seperti itu, membuat handuk yang melilit bawahnya mengendur, Naqiya memerhatikan itu. Tiba-tiba Naqiya mendorong tubuh Bara, sehingga Bara kembali tegap lagi dengan posisi awal.

"Pake baju dulu," Ketus Naqiya. Bara mengernyitkan keningnya, melihat handuknya yang memang tadi sempat mengendur, ia membenarkannya sejenak.

"Lah, kenapa?"

Naqiya berdecak, pria ini pake nanya alasannya. "Ntar melorot."

"Tapi saya udah laper, Naqiya, baunya enak banget," Ujar Bara. "Lagian kenapa kalo melorot? Toh, kamu juga udah liat dia." Tambahnya lagi.

Mendengar itu, mata Naqiya langsung menatap Bara dengan pelototannya. Memberitahu Bara bahwa pria itu tidak aman kali ini karna kata-katanya barusan. Hanya dengan pelototan saja sudah membuat Bara menyengir, takut kalau istrinya bakal ngamuk pagi-pagi seperti ini.

"Iya iya, Mama, ini ganti," ucapnya. Usai itu Bara langsung beranjak ke kamar dan mengganti pakaiannya.

Sembari menunggu Bara, Naqiya memotret hasil masakan buatannya untuk di upload di instagramnya. Beruntung Bara ganti baju juga tidak cepat. Naqiya sempat mengedit foto tersebut se-aesthetic mungkin.

Uploaded.

Uploaded

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bayi DosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang