"Cucuku... Dia cucu kandungku!" Suara berat Abi Muh terdengar di seluruh penjuru kamar inap Naqiya. Jantung Naqiya berhasil dibuat berhenti seketika.
Ia tak ingin ada keributan lagi, setidaknya tolong jangan lakukan di depan bayi Gaza.
Namun, tiba-tiba suara gelak tawa terdengar dari mulut Gatot. Tangan kiri ia gunakan untuk menggendong bayi Gaza, sementara tangan kanannya ia gunakan untuk memeluk tubuh besan prianya itu.
Disusul juga Muhammad yang ikut tertawa. Sikap keduanya membuat Bara dan istrinya saling berpandangan.
"Sehat, Pak Gatot?" Tanya Muhammad pada besannya itu.
Gatot terkekeh dan mengangguk, "Ya beginilah, Pak Muh. Panjenengan sehat?"
Muhammad mengangguk, "Alhamdulillah hahaha..." Percakapan ala bapak-bapak pun terdengar.
Muhammad menoleh pada Naqiya sebelum kakinya melangkah ke putrinya yang berada di atas ranjang kamar inap itu, dengan tatapan haru, Muhammad segera memeluk putri semata wayangnya itu ke dalam hangat rengkuhannya.
"Maafin Abi, Nay..." Bisik Muhammad dalam pelukannya pada sang putri. Ia melepaskan pelukan tersebut dan mengecup kening putrinya. "Nay gimana sekarang, Nak?"
Naqiya tersenyum haru, linangan air mata itu tanpa sadar mengumpul di matanya. Tapi ia tak ingin ada air mata tumpah selain air mata bahagia demi menyambut lahirnya Gaza.
"Nay baik-baik aja Abi," Tutur Naqiya dengan senyum manisnya. "Nay minta maaf juga, Abi, Nay belum bisa baha---"
"Hush, sudah. Apapun itu, Abi sayang anak-anak Abi. Sekarang komplit, Abi udah dikasih cucu dari dua anak Abi." Tutur Muhammad tanpa menyembunyikan kebahagiaannya. "Terima kasih ya, Nak. Semoga Allah selalu curahkan rahmat ke anak dan keluarga kecilmu..."
"Abi..." Anak manja bernama Naqiya itu kembali memeluk Abinya, ia begitu merindukan sosok ini.
Umi Zainab yang menyaksikan semuanya mengulum senyum dan menahan tangis harunya. Memang takkan ada yang mampu mengkhianati kesabaran, terlebih doa seorang Ibu yang bahkan mampu menembus langit.
Ia begitu lega, keluarganya kini sudah memulai lembaran baru setelah luka lama yang menyakiti semuanya, tentu bukan hanya Naqiya. Tetapi kini, mereka memutuskan untuk saling menyayangi satu sama lain lagi. Terlebih mereka telah memiliki dua orang cucu dari dua anaknya ini, Addar dan Gaza.
"Sudah, jangan sedih nanti cucu Abi ikut sedih," Ucap Abi dengan kekehannya. "Abi mau ngobrol sama Gaza dan Akung Gatot dulu ya hehehe."
Tentu saja mendengar itu membuat Naqiya terkekeh dan mendongak menatap Bara. Tatapan yang penuh dengan pancaran kebahagiaan dapat Bara lihat di sana.
Saat Bara melihat Rasel dan Aufar berniat masuk kamar inap itu, sontak ia bergerak untuk memberitahu mereka sesuatu. Setelah diberitahu mereka mengangguk dan menyanggupi permintaan Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku
General Fiction[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Kamu sakit atau... hamil?" "Kalaupun saya hamil, anak ini tidak akan hidup lama, Bapak tau karena apa?" Gadis itu melangkah pelan mendekati Bara, "Karena saya akan menggugurkannya." ✨✨✨ Naq...