Housemate Chapter 3: Dream?

1.3K 150 60
                                    

Housemate Chapter 3: Dream?

Changmin berhasil membuat Juyeon berbicara leluasa semalam, walaupun ada satu kalimat yang mengusik pikirannya. Juyeon membenci wajahnya.

Makanya Changmin ingin menanyakannya lagi dengan mendekati Juyeon yang sedang duduk di sofa menonton acara minggu pagi.

"Semalem, kamu bilang benci wajahku." Changmin ikut duduk di sebelah Juyeon.

"Gara-gara mabuk." Juyeon menjawabnya singkat.

"Alasanku berhenti kerja karena mantan bos ku wajahnya mirip punyaku, terus pacar bos ku ngira aku selingkuh sama dia. Makanya pas kamu bilang benci wajahku, kupikir ada yang salah sama wajahku."

Antara sadar dan tidak, Juyeon memutar bola matanya, "Gak usah mikir macem-macem, cuma asal-asalan semalem."

"Ohh, untunglah. Mungkin aku bisa makin glowing terus punya wajah ganteng kaya kamu."

"Cewek-cewek paling senengnya sama wajahmu daripada aku, lagian kamu lumayan kok."

Semburat merah muncul di pipi Changmin, pujian pertama Juyeon tentang wajahnya. Dia mengakui jika wajahnya tak begitu jelek, cuma ada struktur yang cukup manis, membuatnya terlihat cantik kadang-kadang.

Setelah itu Changmin menyiapkan sarapan berdua, omelet dan sup mungkin cukup karena Juyeon sudah mengeluh kelaparan. Dasar bayi monster, batin Changmin dengan memasak sangat cepat.

Selesai sarapan, Changmin masuk ke kamarnya untuk mengerjakan tugasnya. Tugasnya lumayan menumpuk sih, terus pikirannya masih memikirkan bagaimana mendekati Juyeon agar anak itu makin luluh padanya.

"Aaaaaa... aku gak bisa konsentrasi."

Keluh Changmin ketika otaknya sudah buntu, seharian hanya mengerjakan tugas. Makan siang tadi pun hanya memesan secara online. Lalu akan kembali ke kamar masing-masing, ya, Juyeon terburu-buru masuk kamar sampai Changmin tak sempat mengatakan sepatah kata.

Changmin melirik ke arah jam yang ada di dindingnya, jam 5, waktunya membuat makan malam. Mungkin saja Juyeon ingin di masakkan sesuatu.

Changmin melangkahkan kakinya keluar kamar, baru saja membuka pintunya dia mendengar suara Juyeon yang pintu kamarnya terbuka.

"Stop, aku gak mau dateng."

"Aku udah ngasih kalian kebebasan, apalagi yang jadi masalah?"

"Lupain aku dan hiduplah dengan kehidupan barumu."

Changmin mendekati Juyeon, tak sengaja menguping pembicaraannya tapi sedikit tau bagaimana masalahnya. "Hey, aku pikir kamu cukup kasar sama ayahmu." Juyeon menoleh ke arahnya. "Sorry, aku gak maksud nguping, tapi suara kamu cukup kenceng."

Changmin melihat Juyeon memalingkan wajahnya, dari rautnya saja kelihatan kesal.

"Denger, aku tau aku bukan di posisi yang bisa ngasih kamu nasehat, tapi kupikir kamu dan ayahmu dalam keadaan baik-baik aja kan sebelum menikah lagi. Gak penting seberapa marahnya kamu, kamu tetep gak boleh ngomong gitu. Kamu bakal nyesel nanti."

"Gak bakal."

Dasar bocah keras kepala, Changmin menghela nafasnya. "Kakakku yang kamu benci, jadi jangan ngelibatin ayah kamu."

"He chose her!!!" Juyeon meneriakinya. "Katanya ayah kesepian, jadi ayah bakal bahagia kalo kita hidup bertiga. Itu artinya ayah gak bahagia hidup berdua bareng aku."

"Juyeon gak gitu—"

"Ayah mungkin bahagia hidup bareng wanita itu, tapi aku gak mau tinggal bareng mereka. Dia bikin gak nyaman. Cuma liat mereka di rumah aja bikin aku kesel, how disgusts."

Housemate | jukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang