Housemate Chapter 2: Openness

1.3K 156 13
                                    

Housemate Chapter 2: Openness

Juyeon membenci pernikahan kedua ayahnya,

Tapi Juyeon juga tak ingin kembali ke rumah, karena di rumah ada ibu tirinya. Juyeon tak menyukainya, bagaimana merebut perhatian ayahnya bagaimana merayu ayahnya hingga menikah lagi.

Juyeon memasuki kamarnya dengan Changmin, pamannya tapi dia tak akan memanggilnya seperti itu. Karena dalam pikirannya, Changmin itu bukan keluarganya, bukan pamannya.

Changmin sedang merapikan bajunya yang habis di cuci, benar-benar seperti pembantu pada umumnya. Tapi yang sempat di dengarnya, Changmin memang bekerja mengurusinya dan rumahnya, agar tak menyita waktu kuliahnya dengan kerja sambilan.

"Umhh Juyeon—"

"Aku gak mau pulang ke rumah. Aku mau kuliah sejam lagi, jadi jangan diem aja, di kontrak kamu juga jadi sopirku."

Changmin kesal karena ucapannya terpotong, dasar bocah.

"Kamu mau aku yang nyopir? Aku bakal ngirim kamu ke rumah selesai kelas."

"Siapa berani ngasih perintah. Sekali aku bilang gak pergi ya gak pergi."

Juyeon yang begitu keras kepala membuatnya pening. Permintaan kakaknya agar Juyeon mau kembali ke rumah, kembali tinggal bersama ayahnya. Karena bagaimana pun juga, Juyeon yang akan meneruskan perusahaan ayahnya.

Anak pertama dan laki-laki selalu di agung-agungkan, pewaris.

Tapi Changmin tetap mengantarkan Juyeon ke kampus, walaupun masih dengan perasaan kesal.

"Kamu harus pulang ke rumah sesekali, aku denger kakek mu baru pulang dari rumah sakit. Gak mikir betapa bahagia kakekmu ketika ketemu kamu, cucunya?"

Tanya Changmin dari kursi pengemudi dan sesekali melirik Juyeon yang berada di sampingnya.

"Nggak usah ikut campur urusanku. Kalau mau aku pulang bilang kakakmu biar pergi dari rumah, baru aku bakal pulang."

Changmin kesal bukan main, Juyeon dan sifatnya yang keras kepala. Seakan kebencian pada kakaknya tak bisa hilang saja.

Begitu Juyeon turun dari mobil, Changmin membuka kaca mobilnya.

"Hey Lee Juyeon, aku tau kamu hidup dengan kemewahan, tapi jangan pikir kamu bisa gampang merintahku, karena aku beda dengan kakakku."

"Begitu selesai kelas, aku bakal nagnter kamu pulang ke rumah. Sampai jumpa nanti."

Juyeon kesal dengan teriakan Changmin yang seolah-olah bisa memperlakukannya dengan sesuka hati, tak takut sedikitpun.

Sama seperti saudara perempuannya, begitu berisik dan menjengkelkan.

Tapi Juyeon tak akan tinggal diam, pamannya pikir bisa mengalahkannya, tentu tidak. Lebih baik Juyeon pulang ke apartemennya atau menginap di hotel saja, biar terbebas.

Tapi begitu membuka dompet, Juyeon tak menemukan kartu atmnya. Begitu panik karena tau tak akan bisa pulang tanpa kartunya. Lalu Juyeon menelfon Changmin.

"Kamu nyentuh dompetku di kamar tadi?" tanya Juyeon begitu telfonnya tersambung.

"Hah?"

"Kartu atm ku gak ada, kamu yang ngambil?"

"Oh, kartunya tadi jatuh di mobil."

"Balikin sekarang kartunya!"

"Kenapa harus? Kan aku udah bilang bakal jemput kamu selesai kelas, jadi untuk sementara kartumu ku bawa dulu."

Housemate | jukyuWhere stories live. Discover now