Keterlaluan

281 33 4
                                    

Jam sudah berlalu begitu cepatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam sudah berlalu begitu cepatnya. Anandhi sekarang berjalan seorang diri mencari keberadaan Langit. Karena hari ini adalah hari selasa Anandhi pasti tahu Langit berada di lapangan basket.

"Langit!" teraik Anandhi saat baru saja sampai di lapangan basket.

Terlihat dari kejauhan Langit menatap tidak suka akan kedatangan Anandhi.

'Kenapa cewek gesrek seperti Anadhi tidak bisa pergi dari kehidupannya?' tanya batin Langit.

Sedangkan Aldo dan Kenzie sudah saling menyikut dengan tersenyum misterius. Mereka mengingat bahwa Kenzo berterus terang menyukai Anandhi dan Langit menolak mentah-mentah Anandhi. Sedangkan Anandhi jelas pilihannya adalah Langit, hm! Bagaimana dengan kisah cinta mereka yang terbelit-belit itu membuat Aldo dan Kenzie menjadi kepo.

"Coba lu lihat ekspresi abang lu," bisik Aldo di telinga Kenzie.

"Okay, coba lu juga lihat ekspresi, Langit," bisik Kenzie juga di telinga Aldo.

Keduanya langsung melihat wajah Kenzo dan Langit.

"Baper, eh! Laper, eh! Lapor maksudnya," bisik Kenzie di depan hidung Aldo.

"Yang diciptain untuk mendengar adalag lubang kuping bukan lubang hidung!" celutuk Aldo sambil mendorong jijik kepala Kenzie.

"Astaghfirullah, anda suka ya sama saya sampe ngomong sedekat itu hampir aja kena bibir saya yang suci ini. Bener-bener anda adalah laki-laki berdosa!" Dramatis Aldo sambil menjauh dari Kenzie.

"Astaghfirullah, Pak. Saya bukan laki-laki seperti itu, kalo bapak tidak percaya tanya saja sama Pak Haji, begitu kata Ucup!" jawab Kenzie cepat.

"Saya tidak punya nomor Pak Haji, jadi tidak bisa bertanya," ucap Aldo berakting.

"Tenang, serahkan itu kepada dektektif Upin dan Ipin!"

'Pletak!'

Aldo langsung menjitak kepala Kenzie. Urat saraf Kenzie melebihi dosis kegesrekannya. Sehingga drama yang mereka mainkan keluar dari jalur yang seharusnya tidak boleh dikacaukan.

"Kagak ada hubungan Pak Haji sama Upin dan Ipin! Lu kalo drama yang pintar sedikit ngapa sih? Heran gue temen sama lu. Untung gue kuat kalo gak dah gak mau gue temenan sama lu!" ucap Aldo sarkas.

"Lah, si jelek! Ngomongnya manis sekali!" sindir Kenzie dengan penuh minat.

"Lah-"

"Woy! Lu bedua ngapain sih, serius pemanasan kagak nih!" ucap Kenzo menghentikan perdebatkan keduanya.

"Kalo gak mau pemanasan mending minggir deh, yang lain ikut keganggu gara-gara lu berdua!" ucap Langit.

"Tahu aja sih, kita males pemanasan," celutuk Aldo.

"Kita istirahatlah perlu privasi juga buat ghibah," ucap Kenzie dengan lirihan kecil di ujung kalimatnya.

Aldo dan Kenzie berjalan ke pinggir lapangan dan duduk di kursi tempat di mana biasanya setelah latihan untuk mereka beristirahat sejenak.

Mengejar Cinta Langit (On Going)Where stories live. Discover now