Mulai Marasa Kehilangan

511 29 25
                                    

"Kata orang waktu yang akan menyadari seseorang saat dia meninggalkan orang yang mencintainya. Akan tetapi, kataku bukan waktu yang menyadari ... melainkan kesepian yang mulai dia rasakan, saat seseorang yang menghiburnya tidak datang lagi."
~Pena Na.

•••

Sudah dua minggu lamanya Langit tidak mendapat perhatian kecil dari Anandhi.

Perkataannya yang menyuruh Anandhi menjauh saat itu dituruti seketika membuat Langit sekarang merasa kesepian dan kelegaan secara langsung.

Tidak dirasa kehadiran Anandhi dan perhatian konyolnya membuat Langit terbiasa akan hal itu.

"Arght! Sialan! Gue kenapa, sih?!" tanya Langit kesal kepada dirinya sendiri.

Belakangan ini dirinya selalu dihantui bayang-bayang wajah ceria Anandhi, senyum tulus, nasi kotak setiap pagi, dihadang setiap ingin pulang sekolah,  semua terekam begitu saja di memorinya.

"Kenapa gue rindu semua itu? Kenapa gue merasa hampa tanpa cewek gak jelas kek dia? Harusnya gue senang dia beneran pergi jauh dari hidup gue, tapi kenapa rasanya sakit saat gue berangan dia pergi jauh?" gumam Langit bermonolog seorang diri atas plapon kamarnya.

"Itu karena lu udah jatuh cinta sama Anandhi!" jawab kedua manusia yang tak lain adalah Aldo dan Kenzie.

Langit langsung membalikkan badannya. Sejak kapan kedua manusia itu datang? Apa mereka sejak tadi sudah mendengar semua ucapannya?

"Sejak kapan lu berdua ada di kamar gue? Lu pada nguping?" tanya Langit menatap malas kedua sahabatnya.

Aldo dan Kenzie menyengir mendengar penuturan Langit.

"Sejak lu ngomong arght! Sialan!" ucap Kenzie meniru suara Langit dengan ejekan.

"Gue kenapa, sih?" ucap Aldo ikut menirukan suara Langit membuat sang empu mendengkus kesal.

Langit segera masuk ke dalam kamarnya, duduk di kursi sofa dengan lesunya.

"Kenapa bro? Hidup lu gak semangat lagi ya sejak cewek yang lu katain murahan bener-bener ngejauh dari lu?" tanya Aldo menyindir terang-terangan.

"Gue sih, ngerasa kehilangan banget. Walaupun tuh cewek bisa dikatakan bodoh karena mencintai cowok yang sama sekali gak pernah menghargai perjuangannya sedikit pun. Namun, ya menurut gue cewek kek dia itu langka loh, masih mau berjuang meski dihina berkali-kali, jarang ada sih, cinta setulus itu meski tahu laki-lakinya agak jahat," timpal Kenzie seraya ikut duduk di samping Langit yang menatapnya tajam.

"Lu berdua kalo cuma niat nyidir gue mending lu pulang, deh," ucap Langit ketus.

Aldo dan Kenzie yang mendengar hal itu langsung melotot. Enteng banget Langit berbicara seperti itu, sementar yang menyuruh ke sini tadi adalah dirinya.

"Lu ngajak kumpul ya di rumah lu, kita berdua udah capek-capek dateng," ucap Aldo langaung merebahkan tubuhnya di atas kasur Langit.

"Intinya gue gak mau pulang. Bodo amat lu marah apa kagak, motor gue udah make tuh bengsin lumayan banyak, gak papa kalo isi motor pake air kencing, lah ini bengsin dan perlu ngeluarin duit. Dan lu malah nyuruh balik. Ogah banget mending tidur," lanjut Aldo dan mulai memejamkan matanya tanpa peduli sopan santun lagi.

Mengejar Cinta Langit (On Going)Where stories live. Discover now