I'ts Okay!

288 29 10
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Meminta maaf dan mengaku kesalahan saja susah, apalagi menerima cintaku? Yah ..., aku lupa kau adalah orang yang tidak peduli pada orang lain, termasuk diriku. I'ts Okay!"

        🍁🍁🍁

Setelah satu hari izin tidak masuk sekolah sekarang Anandhi sudah siap dengan seragam sekolahnya. Dirinya duduk di meja makan dengan kedua orang tuanya yang sudah duduk juga.

Senyum tidak lepas dari wajah cantik Ana, mimpi apa dia semalam setelah bertahun-tahun akhirnya sebuah pemandangan di mana mereka makan bersama di dapur terwujudkan hari ini.

Ya, walaupun saat makan tetap tidak ada pembicaraan atau sapaan hangat di pagi hari, tetapi ini jauh lebih dari cukup untuk Ana.

Saat ini keadaan sangat hening dan tinggal beberapa sendok makanan Ana akan habis. Akan tetapi, sebuah kalimat yang keluar membuat napsu makannya langsung hilang.

"Hari ini ayah dan Ibu akan pergi lagi ke Inggris untuk melanjutkan pekerjaan kami di sana." Harmoto langsung berbicara to the point karena memang jam penerbangan pesawat meraka adalah pukul 10 pagi, jadi tidak punya banyak waktu untuk bertele-tele.

Anandhi langsung meletakkan sendok yang berisikan nasi itu dengan perlahan, senyumnya yang tadi mengembang sekarang memudar berubah menjadi datar.

"Pergi lagi?" tanya Anandhi menatap wajah kedua orang tuanya secara bergantian.

"Iya, kau tahu 'kan ayah dan Ibu di sana bekerja dan perusahaan kita jauh lebih berkembang di negeri sana dan itu juga untukmu, kau anak satu-satu kami dan nanti kau juga yang akan mengurusnya setelah kami tua." Kartika menjawab santai setelah meletakkan segelas air minumnya.

"Tapi kalian baru saja pulang, Bu. Baru beberapa hari belum seminggu apa secepat ini? Dua tahun aku hidup sendirian, dua tahun!" ucap Ana berkaca-kaca dengan sorot mata memandang kecewa ke arah kedua orang tuanya.

Demi apapun Ana bukan orang yang mudah membenci seseorang. Soal tamparan ayahnya tempo lalu sudah dilupakan begitu saja karena mungkin memang dia yang keterlaluan sehingga ayahnya melayangkan tamparan.

"Berhentilah bertingkah seperti anak kecil, Ana! Kau sudah besar. Fasilitas kekayaan ini semuanya hak kamu, uang jajan, belanja pakaian, sekolah terkenal dan mahal, semuanya sudah kamu miliki apa lagi yang kurang?" tanya Kartika menatap anaknya tidak percaya.

Demi apapun anak ingin berteriak bahwa dia menginginkan "Kasih Sayang!" bukan hanya uang, kekayaan dan ketenaran!

"Kalian memang tidak pernah mengerti diriku!" ucap Ana dengan segera beranjak dari duduk meninggalkan meja makan.

Mengejar Cinta Langit (On Going)Where stories live. Discover now