15. Hanya Menyukai Elvina

7 7 0
                                    

Hatiku terasa berdebar saat dia bilang hanya akan menyukai aku seorang.

≈≈≈≈✧≈≈≈≈


Canggung dan hening.

Itulah suasana saat ini diantara aku dan Taevan. Sejak Taevan yang mengungkapkan perasaannya lagi padaku dan dia yangー ekhem mencium aku.

Aku memilih diam dengan kepala tertunduk, karena pipi aku yang terasa panas membuat aku malu sendiri. Entahlah dengan Taevan yang hanya memandang kosong ke arah langit yang sudah mulai menggelap.

"Mau pulang sekarang?" Taevan memulai pembicaraan setelah lama hening dan canggung diantara kami. Lalu aku menjawab dengan mengangguk.

Dia mulai berdiri dan mengulurkan tangannya padaku untuk membantuku berdiri. Aku menerima uluran tangannya dan berdiri.

Diperjalanan kembali hening, entahlah tidak ada yang berniat membuka pembicaraan sama sekali. Jujur mungkin aku dan Taevan sama sama merasa canggung.

Akhirnya tidak lama aku pun sampai didepan rumah dan turun dari motor Taevan.

"Thanks," ujar aku saat sudah benar-benar turun dari motor Taevan. Dan dijawab dengan anggukan kecil oleh Taevan sambil tersenyum manis.

"Pertimbangkan ucapan aku pas di pantai tadi." Taevan menepuk puncak kepala aku pelan tidak lupa dengan senyuman manisnya yang belum juga luntur.

Aku yang masih belum mencerna ucapannya pasti, hanya bisa mengangguk dengan raut wajah salah tingkah(?)

Setelah melepaskan tangannya dari kepala aku, Taevan mulai menyalakan motornya lagi.

"Night," katanya sambil mengedipkan sebelah matanya dan berlalu pergi dengan motornya.

"Aish, Taevan bikin jantung aku gak sehat aja."

***

Sekarang ini aku sedang sarapan sendiri, karena Bang Yon sudah selesai sarapan terlebih dahulu dan kini dia sedang bersiap memakai sepatunya.

Aku hanya memperhatikan wajah Bang Yon yang sepertinya lelah. Mungkin tugas kuliah cukup menyita waktu luang untuk istirahatnya. Aku jadi kasihan, ingin membantu pun aku belum terlalu mengerti tentang hal berbau perkuliahan.

"Kalo abang capek istirahat aja, jangan terlalu dipaksain" ujar aku pada Bang Yon yang sudah selesai menggunakan sepatunya.

"Gak apa-apa, abang gak terlalu capek, kok," balas Bang Yon sambil tersenyum kecil dengan tangannya yang mengusap rambut aku.

Aku menyukai saat dia yang mengusap lembut rambut aku. Karena hanya dia keluarga yang aku miliki saat ini.

"Ya udah, abang berangkat." Aku mengangguk dan Bang Yon berjalan pergi keluar rumah.

Lalu aku melanjutkan aktivitas makan lagi, tapi terhenti saat Bang Yon kembali menghampiri aku.

"Ada apa, bang?"

"Ada Taevan diluar, cepat selesain sarapan kamu."

Lalu aku pun mengangguk dan segera menyelesaikan sarapan.

"Kamu makin deket aja sama Taevan, apa kalian pacaran?"

"Uhuk..uhuk..!" Aku tersedak makanan ku saat pertanyaan Bang Yon terlontar begitu saja.

Bang Yon berjalan mendekati aku dan memberi aku air minum dengan tangannya yang mengusap punggung aku pelan.

"Hati-hati kalo makan, jangan buru-buru."

Annoying Boy✓Where stories live. Discover now