20. Dipercaya Mama Taevan

13 5 2
                                    

Rasanya menyesakkan saat dia lebih memilih tidak mempercayai aku, melainkan orang lain yang mempercayai aku.

≈≈≈≈✧≈≈≈≈



Dira sudah dibawa ke rumah sakit dua puluh menit yang lalu, tapi belum ada tanda-tanda kemunculan dokter yang menangani Dira tadi.

Aku yang seperti dianggap tidak ada oleh Taevan hanya bisa diam dengan kepala tertunduk. Aku tidak bersalah, sungguh. Tapi Taevan lebih mempercayai ucapan Jennata daripada aku. Jujur aku sangat-sangat sakit hati.

Tidak lama Mama Taevan datang bersama Bang Ramon dengan tergesa-gesa. Terlihat dari wajahnya sungguh khawatir. Aku yang melihatnya merasa bersalah, walaupun ini semua bukan seluruhnya kesalahan aku.

"Taevan, sekarang gimana keadaan Dira?" tanya Mama Taevan yang sungguh khawatir pada anak gadisnya.

"Dokter belum keluar, jadi aku belum tau pasti keadaan Dira," jawab Taevan dengan sendu.

Pandangan Mama Taevan beralih padaku yang sengaja memilih untuk duduk sendiri. Aku yang merasa ditatap semakin menundukkan kepala aku dalam-dalam.

Taevan yang melihat Mamanya sedang memandang aku, langsung angkat bicara.

"El yang udah dorong Dira, ma, sampe Dira jadi kecelakaan," tudingnya padaku dan aku hanya diam dituding seperti itu.

"Elvina nggak mungkin kaya gitu, Taevan. Sebenernya kamu dengerin dulu penjelasan dia," tutur Mama Taevan yang membuat Taevan bungkam.

"Elvina," panggil Mama Taevan lembut padaku yang masih tertunduk dalam diam.

Aku mendongak menatap Mama Taevan dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Mama Taevan membawa aku kedalam pelukan hangat seorang ibu yang sudah lama aku rindukan.

"Aku nggak ngelakuin itu, ma..." lirih aku dalam pelukannya.

Mama Taevan mengangguk pelan, "Mama percaya sama kamu, nak."

Aku tersentuh saat Mama Taevan yang masih bisa mempercayai aku. Aku mendongak menatapnya lalu tersenyum tipis dengan air mata yang sudah mengalir di pipi aku.

"Mama bener percaya sama aku?" tanya aku memastikan.

"Mama bakal selalu percaya sama kamu, karena kamu anak baik, nak." Mama Taevan mengusap rambut aku lembut.

"Mama dia bersalah! Kenapa mama malah milih percaya dia?!" sulut Taevan sambil menatap Mamanya tidak percaya.

"Kamu belum tau tentang bukti kebenarannya, Taevan! Lebih baik kamu cari bukti lebih dalu sebelum menyalahkan!" balas Mama Taevan dengan nada tinggi.

Taevan memilih bungkam saat sang Mama meninggikan suaranya. Dia tidak ingin melawan Mamanya sendiri.

Taevan memandang aku tajam dan dingin lalu pergi meninggalkan tempat rawat Dira.

***

-

Author Side-

Annoying Boy✓Where stories live. Discover now