22. Penculikan Dan Dendam

14 5 1
                                    

-Elvina Side-

Malam ini, Cia bilang ingin berkunjung ke rumah aku untuk memberitahu sesuatu. Dan sekarang aku sedang duduk di teras rumah sambil memandang langit malam.

Disaat seperti ini pikiran aku tiba-tiba teringat pada Taevan. Aku bertanya-tanya, apa Taevan masih marah padaku? Padahal semua itu bukan sepenuhnya kesalahan aku.

"Hey, El," panggil Cia yang sudah datang membuyarkan lamunan aku.

Aku tersenyum tipis, "duduk sini, Ci," titah aku lalu Cia duduk disebelah aku.

Cia berdehem sesaat lalu beralih menatap aku. "Gimana hubungan kamu sama Taevan? Masih sama?" tanyanya.

Aku menunduk dengan tatapan sendu, "begitulah."

Cia menghela nafasnya lalu tangannya mengusap pundak aku lembut. "Aku udah punya rekaman cctv pas kecelakaan waktu itu," katanya.

Seketika aku mendongak saat mendengar perkataan Cia. "Beneran?" tanya aku dengan mata berbinar.

Cia mengangguk semangat, "aku bakal kirim ke kamu, dan besok kita harus kasih ke pihak kepolisian."

Aku mengangguk setuju dengan senyuman. "Semoga semuanya cepet selesai."


***

-Author Side-

Orang yang sedari tadi mengikuti Cia dan mengintip didepan gerbang rumah Elvina, mengepalkan tangannya penuh amarah.

"Aku jamin kalian nggak akan pernah berhasil," desisnya.

***

-Elvina Side-

Sepulang sekolah hari ini, aku berniat ingin langsung pergi ke kantor polisi untuk memperlihatkan video rekaman cctv kecelakaan waktu itu.

Tapi saat aku berjalan ingin keluar gerbang ada Gyu dengan motornya berhenti disebelah aku.

"Mau kemana?" tanyanya.

"Em.. aku mau ke..."

Aish! Aku bingung harus bilang atau nggak.

"Kantor polisi?" tebak Gyu yang membuat aku menatap Gyu terkejut.

Dia tau dari mana?

Seolah tahu ekspresi wajah aku yang terkejut, Gyu langsung melanjutkan ucapannya. "Zeline yang ngasih tau aku."

"Terus, Sobian juga tau?" kata aku.

"Nggak, hari ini dia nggak masuk sekolah," jawab Gyu.

Aku bernafas lega, setidaknya tidak banyak yang mengetahui tentang masalah aku.

"Ayo aku anter, karena Zeline yang minta aku supaya kamu nggak sendirian. Dia khawatir sama kamu," ucapnya sambil memberi gestur untuk aku naik ke motornya.

Aku mengangguk dan naik ke motor Gyu lalu motor pun dijalankan.

"El," panggil Gyu.

"Iya?" sahut aku.

"Gimana kalo kita makan es krim dulu?" saran Gyu dan aku mengangguk mengiyakan.

Sesampainya di kedai es krim yang tidak jauh dari sekolah, aku langsung turun dengan semangat lalu berjalan mendahului Gyu yang masih memikirkan motornya.

Annoying Boy✓Where stories live. Discover now