02. Friend

895 127 1
                                    

Hujan sudah mulai mereda sejak beberapa menit lalu. Senja pun telah menghampiri langit. Kalau sudah seperti ini, Felix mau tidak mau harus pulang. Minho pasti mencemaskannya.

"Eh, sudah malam. Aku pulang duluan, ya. Takut kakakku nyariin," pamit Felix.

Jisung mengangguk pelan. "Hati hati di jalan."

"Kamu tidak pulang?" tanya Felix saat melihat Jisung tak bergerak sedikit pun dari tempat ia duduk.

Jisung tersenyum tipis. "Nanti," jawabnya singkat, padat, dan jelas.

Felix tak langsung beranjak dari taman itu, ia malah kembali memperhatikan Jisung. "Rumah kamu dimana?"

"Ada. Sekitar sini," jawab Jisung sambil memalingkan wajahnya, membuat Felix sedikit curiga.

Felix hanya mangut mangut. "Aku duluan, ya.. Bye." Remaja bermarga Lee itu berjalan cepat sambil melambai lambaikan tangannya ke arah Jisung, Jisung pun membalas lambaian tangan tersebut.

~Dream~

Cklek...

"Aku pulang!"

Minho yang sedang menyeduh teh, langsung menoleh ke arah adiknya itu.

"Sudah mainnya?" tanyanya.

"Hehe... Sudah," jawab Felix.

"Tumben lama. Biasanya cuma beberapa menit, terus balik lagi ke rumah."

Felix duduk di salah satu kursi yang mengelilingi meja makan. "Tadi hujan deras, Felix tidak bisa pulang."

Remaja yang lebih muda hendak mencuil salah satu roti panggang yang masih hangat, namun tak tangannya dihentikan oleh yang lebih tua.

"Masih panas. Tunggu dulu. Nanti tanganmu melepuh," ucap Minho mengingatkan.

Felix langsung menampilkan aegyo andalannya. Ya, siapa tahu Minho akan mengizinkannya mencuil sedikit bagian dari roti itu.

"Jangan sok imut."

Gagal sudah usaha Felix. Remaja itu hanya menatap roti panggang yang masih mengeluarkan asap panas.

"Tadi di taman sendirian?" tanya sang kakak yang masih berkutat di dapur bersama dengan kompor dan alat masak lainnya.

"Tidak. Berdua," jawab Felix singkat, membuat Minho menoleh sepenuhnya ke arahnya.

"Sama pacar?" tanya Minho lagi.

"Aish... Jangankan pacar, teman saja tidak punya." Felix menjawab diiringi senyuman miris.

"Terus, sama siapa?"

"Teman baru."

Minho langsung menoleh ke arah Felix, sebuah senyuman manis merekah di wajahnya. "Kamu punya teman?" tanyanya girang.

"Punya. Namanya Han Jisung," jawab Felix.

"Syukurlah kamu sudah punya teman. Setidaknya, kamu sudah bergaul dengan seseorang."

Minho pun kembali ke dapur, memastikan bahwa masakan yang ia masak tidak gosong. Minho tidak ingin masakannya berakhir seperti pancake buatan Felix minggu kemarin.

Dream [Jilix ft. Minbin] ✔Where stories live. Discover now