33. The Story Part 2

596 48 3
                                    

Brian sudah kembali lagi ke rumah sakit. Perjuangannya untuk mencari pendonor yang cocok untuk Felix benar benar berhasil. Ia berhasil menemukan pendonor tersebut.

Beberapa menit lagi, Felix akan dioperasi. Dan setelah itu, Felix pasti akan sembuh. Brian yakin akan hal itu.

Baru saja Brian hendak masuk ke dalam ruang ICU, seorang suster beserta dokter masuk dengan terburu buru. Perasaan Brian jadi tidak enak.

Dan benar saja, saat Brian masuk ke dalam ruang ICU, Brian melihat sang adik sudah kejang kejang. Dokter dan suster sudah bersiap siaga di setiap sisi ranjang Jisung.

"Sepertinya kita memerlukan donor paru paru secepatnya, sebelum si pasien meninggal," ucap sang dokter yang masuh dapat di dengar oleh Brian.

Brian benar benar ingin menangis sekarang. Sang adik sudah berada di ambang kematian, dan ia tak ingin hal itu terjadi.

"Saya sudah menemukan pendonor yang tepat untuk Jisung," ucap Brian, membuat dokter dan suster menoleh ke arahnya.

"Tapi sekarang ini, ruang operasi masih digunakan oleh pasien lain. Kemungkinan besar Jisung masih bisa bertahan sampai operasi pasien lain selesai sangatlah kecil," balas dokter, membuat Brian putus asa.

"Kecuali jika operasi untuk pasien Jisung dipindahkan ke rumah sakit terdekat, kemungkinan Jisung untuk tetap hidup lumayan besar," tambah sang dokter, membuat sebuah harapan muncul di hati Brian.

"Baiklah. Pindahkan saja ke rumah sakit lain," ucap Brian, membuat dokter dan suster mengangguk.

Brankar dengan Jisung di atasnya mulai didorong keluar menuju parkiran ambulan. Brian senantiasa berada di sisi sang adik. Dia tidak akan meninggalkan sang adik bagaimanapun juga.

Setelah Jisung masuk ke dalam ambulan, ambulan tersebut langsung melesat ke arah rumah sakit terdekat.

Selama perjalanan, Brian terus menerus menggenggam tangan Jisung sambil menangis. Dia tidak menyangka bahwa dirinya dipertemukan dengan Jisung di saat seperti ini.

"Jisung... Bertahan ya, dik. Kita sebentar lagi akan sampai," ucap Brian yakin.

Dan dugaan Brian benar, ambulan mulai memasuki halaman parkiran rumah sakit.

Jisung langsung dibawa ke ruang operasi karena memang keadaan sudah sangat memprihatinkan.

Brian hanya bisa memandangi Jisung dengan tatapan sendu.

"Ji, kakak tahu kamu pasti kuat," gumam Brian sambil duduk di kursi tunggu depan ruang operasi.

Pandangan Brian tak lepas dari pintu ruangan operasi. Lampu operasi belum padam sama sekali. Operasi masih sangatlah lama.

Brian kemudian merogoh ponselnya. Terdapat notifikasi pesan dari Minho. Ya, memang tadi Minho dan Brian sempat tukeran nomor hp, jadi kalau ada apa apa, mereka berdua bisa saling kabar kabaran.

Dengan segera, Brian membuka aplikasi kakaotalk, dan membuka roomchatnya bersama Minho.

Minho 🐱

| brian...
| felix berhasil diselamatin tadi,
| tapi Jisung enggak

Brian tersenyum kecil saat melihat pesan dari Minho. Minho sama sekali belum tahu kebenaran dari semua ini.

Udah... Gak apa apa, Ho|
Aku juga sudah tahu|
Jisung donorin jantungnya ke Felix, kan?|

| lho? Kamu udah tahu, Bri?
| Maaf banget ya, Bri.
| Aku gak tahu kalau yang donorin jantung untuk Felix itu Jisung..
| Kalau tahu, pasti sudah aku larang dia.

Brian tersenyum kecil. Rada gak tega juga sih, bohongin Minho dan lainnya. Tapi itu semua, kan permintaannya Jisung... Brian mau enggak mau harus nurutin permintaan adiknya itu.

Santai aja|
Aku juga sudah ikhlasin Jisung|
Itu, kan permintaannya, aku gak tega untuk nolak|

| sekali lagi, maaf ya, Bri.
| maaf dan terima kasih banyak

Ya, Ho|
Sama sama, Ho|

Brian tersenyum kecil.

Tak lama kemudian dokter keluar dari ruang operasi.

Brian langsung menghampiri sang dokter dengan raut wajah berharap harap cemas.

"Bagaimana kondisinya, dok?" tanya Brian kepada dokter yang terlihat sudah tak berumur muda lagi.

"Syukurlah, Jisung masih bisa diselamatkan," ucap sang dokter membuat Brian mengembuskan napas lega. "Tapi..."

Brian tak jadi bersenang hati. Raut wajah dokter yang terlihat menyedihkan, membuat Brian takut. Takut sesuatu buruk terjadi pada sang adik.

"Sebelum dilakukan operasi, Jisung kembali mengalami kejang kejang hebat. Beberapa syaraf diotaknya terganggu. Jadi, Jisung dinyatakan koma," jelas Dokter Lee.

Brian langsung terduduk lemas. Jisung dinyatakan koma...

"Berapa lama?" tanya Brian lagi.

"Maaf, kita tidak ada yang tahu. Kemungkinan besar Jisung tidak bisa sadar dalam waktu dekat. Ada kemungkinan Jisung meninggal."

Brian hanya mengangguk lesu.

Flashback off

"Jadi kami sempat koma, Ji?" tanya Felix setelah Jisung selesai bercerita.

Jisung mengangguk. "Sempat. Sekitar 6 bulan," jawab Jisung.

"Lama juga," komentar Changbin.

"Kalau gak lama, itu artinya cuma pingsan doang," sahut Minho.

Dream [Jilix ft. Minbin] ✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum