27

5.5K 801 162
                                    

Happy Reading ^^

.

.

.

Pukul delapan malam. Kini Hendery dan Dejun berada di dalam kamar, dibawah satu selimut yang sama. Di depan mereka terdapat laptop yang menyala menampilkan sebuah film. Tapi bukannya fokus menonton, Hendery malah fokus nyiumin rambut Dejun yang wanginya buat dia ketagihan.

"Lo nginep di sini sampe kapan?" tanya Hendery.

"Kenapa emang?" bukannya menjawab, Dejun malah balik bertanya. "Nggak suka ya gue nginep lama di sini?"

"Bukan gitu, sayang!" balas Hendery gemas, ia menangkup wajah Dejun lalu mengunyel-unyel pipi gembil kekasihnya.

"Eum..Mungkin besok gue pulang." jawab Dejun, agak kurang jelas karena pipinya lagi diunyel-unyel sama Hendery.

"Yah.." Hendery mendesah kecewa.

"Kenapa? Kan besok Mama sama Papa juga udah pulang dari luar kota." tanya Dejun.

"Nggakpapa sih, cuma pengen peluk lo aja pas tidur. Nyaman banget rasanya." jawab Hendery jujur.

Dejun tersenyum mendengar penuturan Hendery, "Nanti juga kalo kita udah nikah kita bakal tidur bareng-bareng terus dan lo bisa peluk gue sepuasnya." balas Dejun.

"Pengen cepet-cepet nikah ih!"

"Sama, gue juga."

"Jun, gimana kalo habis lulus kita langsung nikah aja?" tanya Hendery. "Gue bisa kerja di perusahaan Papa sekalian kuliah." sambungnya.

"Gue sih mau, tapi--" Dejun menggantung kalimatnya membuat Hendery menatapnya penasaran. "Lo berani buat bilang ke Ayah?" tanyanya.

"Err--kayaknya kita nikahnya habis lulus kuliah aja deh, Jun. Hehe."

"Yeu bilang aja lo nggak berani kan? Payah!" ejek Dejun.

"Ya ya terserah lo aja deh!" balas Hendery. Ia mengeratkan pelukannya dan mendusalkan wajahnya pada leher Dejun, sesekali ia mengecupi leher jenjang itu membuat Dejun kegelian.

"Ish geli, Der!" Dejun menangkup wajah Hendery dengan satu tangan lalu menjauhkannya dari lehernya. "Matiin aja deh filmnya, Der." ucapnya.

"Loh kenapa?"

"Mau cuddle aja, nggak mau nonton film."

Hendery nggak mungkin nolak kan? Ia pun mematikan laptop yang menampilkan film tadi lalu meletakan laptop itu di atas meja belajarnya.

Setelah selesai ia kembali berbaring di atas kasur dan menarik Dejun ke pelukannya. Lelaki manis itu dengan senang hati melingkarkan tangannya di pinggang Hendery, bahkan mendusalkan wajahnya di dada bidang Hendery.

"Jun, nengok sini coba!" pinta Hendery.

Dejun mendongak untuk menatap dan Hendery, dan--

CUP!

"Lucu banget sih lo!" ucap Hendery setelah mengecup bibir Dejun sekilas. "Jangan lucu lucu dong Jun, nanti gue khilaf gimana?"

"Ish!" Dejun memukul pelan dada Hendery lalu kembali menenggelamkan wajahnya di sana.

Hendery mengangkat wajah Dejun dan menangkupnya dengan kedua tangannya lalu dengan perlahan ia menyatukan belah bibir keduanya. Mencium bibir cherry Dejun dan melumatnya dengan lembut. Dejun dengan senang hati membalas lumatan itu dan tak lupa mengalungkan tangannya di leher Hendery. Ia refleks membuka mulutnya saat Hendery menggigit pelan bibir bawahnya. Hendery tak menyia-nyiakan kesempatan, hal itu menjadi peluang bagi dirinya untuk memasukan lidahnya ke dalam mulut Dejun, dan menjamah setiap inchi dari rongga hangat tersebut.

ENEMY (Henxiao)✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora