31

5.6K 782 114
                                    

Happy Reading^^

.

.

.


"Dery.." panggil Dejun pada Hendery yang sedari tadi sibuk bermain game di handphone-nya.

"Ganteng!"

"Ish Der, gue serius ini!" sentak Dejun.

"Ya ya, kenapa sayang?" jawab Hendery, ia meletakan handphone-nya di atas meja.

'Bodo amat afk, Dejun lebih penting!'
-Henderybucin2k21.

"Lo udah ngurusin keperluan buat daftar kuliah?" tanya Dejun.

"Udah sayang. Semuanya diurusin sama kakak sepupu gue, gue tinggal terima beres." jawab Hendery.

"Dery, gue belum siap LDR." ungkap Dejun jujur.

"Apa yang bikin lo nggak siap hm?" tanya Hendery lembut.

"Eung, gue--gue takut lo berpaling dari gue. Gue takut lo bosen. Apalagi nanti kalo kita udah mulai di sibukin sama tugas, waktu kita buat terus chatan dan komunikasi pasti sedikit banget." jelas Dejun sambil menundukan kepalanya. Akhirnya dia bisa ngeluarin semua uneg-uneg di hatinya.

Hendery bangkit dari duduknya dan berlutut di depan Dejun dengan kedua tangan yang menggenggam erat tangan Dejun.

"Sayang, liat aku!" pinta Hendery. Tapi Dejun tetap tak bergeming. Ia tetap tak mau menatap mata kekasihnya.

Oh ya , gaya bicara Hendery sudah berubah menjadi 'aku-kamu' itu berarti tandanya ia sedang dalam mode serius saat ini

"Sayang!" Hendery menarik dagu Dejun hingga mata keduanya bertemu. Hendery sedikit terkejut ketika melihat mata indah milik kekasihnya basah karena air mata

"Kamu tau kan aku sayang banget sama kamu?" tanya Hendery sambil menghapus lelehan air mata di pipi mulus Dejun. "Aku udah janji aku nggak akan berpaling ke siapapun, i only love you. Dan masalah komunikasi, aku janji bakal selalu ngabarin kamu sesibuk apapun. Lagipula Jakarta-Bandung itu deket, aku bisa pulang ke sini setiap weekend. Ya?"

Tanpa mengucapkan apapun Dejun menerjang Hendery dengan pelukan erat hingga posisi keduanya kini berpelukan di lantai balkon rumah Dejun.

"Sstt jangan nangis!" Hendery berusaha menenangkan dengan terus mengusap-usap punggung sempit Dejun.

"Lo janji kan, Der?" tanya Dejun, ia masih sesenggukan pasca menangis.

"Iya gue janji." jawab Hendery berjanji. "Dah jangan nangis, nanti gue dimarahin ayah sama bunda kalo ketahuan bikin anaknya yang manis ini nangis." sambungnya sambil menghapus air mata Dejun.

"Dej--EH HENDERY KAMU APAIN ANAK BUNDA SAMPE NANGIS KAYAK GINI?!" Nah kan, baru juga diomongin.

Dejun melepas pelukannya lalu berdiri, "Ini bukan salah Hendery kok, Bun." balasnya.

"Terus kenapa?" tanya bunda Winwin lagi.

"Dia bilang dia belum siap LDR dan akhirnya nangis." jawab Hendery kali ini.

"Oh gitu." bunda Winwin mengangguk-anggukan kepalanya paham. "Oh ya, ini udah jam sepuluh malem. Kamu mau nginep, Der?" tanyanya pada Hendery.

"Emang boleh kalo Dery nginep di sini, Bun?" tanya Hendery semangat.

"Boleh kok. Tapi janji jangan--

"Iya, Bun. Dery janji nggak bakal macem-macem!" sela Hendery cepat.

ENEMY (Henxiao)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang