12

8.4K 1.3K 144
                                    

Happy Reading ^^
.

.

.

Sudah empat hari seluruh murid SMA Neo City menjalankan penilaian akhir semester. Dan selama itu Dejun berhasil mengerjakan soal dengan mudah dan tanpa kendala. Ia memang memiliki otak yang cerdas dan mudah memahami materi, hingga tak jarang ia mendapat rangking 3 besar di kelas.

Oh ya, dan selama empat hari itu Hendery dan Dejun makin dekat. Hampir setiap hari mereka selalu belajar bersama, baik hanya berdua mapun bersama teman-teman yang lain. Bahkan kini mereka tengah kembali merencanakan jadwal belajar bersama.

"Jadi hari ini mau belajar di mana?" tanya Dejun sambil menyedot es teh yang baru saja ia pesan.

"Kalo di caffe, bosen ya?" Hendery balik bertanya

"Bosen, pengen ganti suasana." jawab Dejun.  "Di rumah gue aja, gimana?" tawar Dejun.

"Emangnya boleh?" tanya Hendery.

"Boleh kok." jawab Dejun. "Gimana, mau nggak?" tanyanya lagi.

"Ya udah deh boleh." jawah Hendery  pada akhirnya.

"Oke, nanti dateng aja ke rumah gue jam setengah empat sore, kayak biasa." ucap Dejun dan dibalas anggukan oleh Hendery.

Sebenernya Hendery takut kalo harus ke rumah Dejun lagi. Bukan karena rumahnya Dejun serem atau ada hantunya, tapi dia takut sama ayahnya Dejun, serem menurutnya.

"Kiw berduaan aja nih, gabung dong kita!" Tiba-tiba datang Lucas, Changbin, Mark, dan Guanlin, mereka bergabung dan duduk di tempat yang sama dengan Hendery dan Dejun.

'Ganggu aja bangsat!' gerutu Hendery dalam hatinya.

"Kok diem aja Der, nggak suka ya kita ada di sini?" ledek Changbin. Hendery tak menjawab dan hanya merotasikan matanya malas.

"Kak Abin!" panggil seseorang dari arah belakang. Yang di panggil cuma Changbin, tapi yang nengok semuanya.

"Eh Felix, sini sayang!" Changbin mengisyaratkan agar Felix mendekat ke arahnya.

Hendery dan Dejun kaget mendengar Changbin memanggil Felix dengan kata 'sayang'.

"Kalian pacaran?" tanya Dejun.

"Iya dong." jawab Changbin bangga sambil merangkul kekasihnya.

"Gila, gercep banget!" Hendery menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Ya iya lah emangnya lo. Kelamaan pdkt ntar gebetan lo keburu diambil orang mampus!" celetuk Lucas membuat Hendery melotot ke arahnya. Untung aja tuh cowok bongsor nggak keceplosan nyebut nama gebetannya Hendery.

"Eh iya, nanti kalian mau belajar bareng kan?" Mark menunjuk Hendery dan Dejun. "Ayo bareng sama kita-kita, biar rame gitu." Sambungnya.

"Boleh aja / NGGAK!" Hendery dan Dejun menjawab bersamaan.

Udah pada tau lah ya yang bilang nggak sambil ngegas itu siapa?

"Kenapa nggak boleh Der?" tanya Dejun. "Lebih rame lebih asik tau!"

"Jangan, nanti kita nggak fokus belajarnya." jawab Hendery, alesan!

"Halah, bilang aja lo mau--AKH SAKIT BANGSAT!" Guanlin tidak menyelesaikan karena Hendery menendang selakangannya. Sedangkan si pelaku hanya menatap Guanlin dengan tatapan tajam seolah mengatakan 'DIEM ATAU GUE TENDANG LAGI?!'.

.

.

.

"Gimana hubungan lo sama Guanlin Jin?" tanya Dejun pada teman sebangkunya. Sekarang mereka berdua lagi ada di kantin. Sebenarnya bel pulang sekolah udah berbunyi dari sepuluh menit yang lalu, tapi mereka memutuskan untuk nongkrong dulu di kantin.

ENEMY (Henxiao)✔Where stories live. Discover now