11

8.9K 1.3K 156
                                    

Happy Reading! ^^

.

.

.

"Gimana, enak kan Jun?" tanya Hendery. Ia memperhatikan Dejun yang sedang mengunyah. Kini mereka berdua tengah berada di restoran pasta dan pai apel, salah satu restoran favorit Hendery.

"Mmm..Enak!" jawab Dejun, ia mengacungkan dua ibu jarinya.

"Cobai deh Jun pai apelnya!" Hendery menyuapkan sesendok pai apel pada lelaki manis di depannya. "Enak kan?"

Kedua bola mata coklat itu berbinar, "Enak banget parah!" jawab Dejun.

"Ini restoran favorit gue dan keluarga gue juga. Kata Papa gue, restoran ini udah ada sejak lama, bahkan kakek nenek gue juga udah sering makan di sini." jelas Hendery. "Mungkin nanti anak-anak kita juga bakal suka makan di sini sama pasangan mereka masing-masing." sambungnya sembari membayangkan.

"L-lo ngomong apaan sih Der, ngelantur banget?!" balas Dejun malu-malu.

"Hahaha gue bercanda doang, nggak usah blushing gitu Jun!" goda Hendery.

"Ih mana ada gue blushing?!"

"Itu pipi lo merah, apa namanya kalo bukan blushing hah?"

"Ish tau ah, cepetan makannya gue pengen pulang!" ucap Dejun kesal.

"Eh abis ini gue mau ngajak lo ke kedai es krim. Mau nggak?" tanya Hendery.

"Eum..Boleh deh." jawab Dejun. "Lo yang bayar kan?" tanyanya.

"Nggak lah, bayar sendiri-sendiri!" jawab Hendery.

"Dih ya udah gue nggak mau!"

"Hahaha baperan lo pendek!" cibir Hendery. "Iya gue yang bayar, cepetan habisin makanannya." Sambungnya

"GUE NGGAK PEND--hmphh!" Dejun ingin teriak tapi Hendery dengan cepat membekap mulutnya.

"Sstt, jangan teriak-teriak bego, lo pikir ini di hutan hah?!" tegas Hendery.

"Ya abisnya lo ngeselin." balas Dejun, ia menekuk bibirnya ke bawah.

"Iya iya maaf, nggak usah cemberut gitu!" ucap Hender sambil mencubit pipi gembil Dejun di akhir kalimat. "Cepetan habisin makanannya."

"Nggak usah cubit-cubit!" Dejun menepis tangan Hendery yang berada di pipinya lalu kembali melanjutkan makannya sambil menatap Hendery tajam.

Beberapa menit kemudian makanan keduanya pun tandas. Hendery membayarnya dan mereka keluar dari restoran itu.

"Kenapa sih lo, kok masih aja cemberut?" tanya Hendery menatap Dejun yang masih setia menekuk bibirnya ke bawah.

"Gue kesel sama lo!" jawab Dejun jujur

"Ya udah maaf. Nanti gue beliin es kirm yang banyak deh, mau nggak?" bujuk Hendery.

Dejun mendengar itu dengan cepat mengambil helm yang ada di tangan Hendery lalu memakainya, "Ayo cepetan!" ucapnya lalu naik ke atas motor.

Hendery tertawa lalu mencubit hidung Dejun tapi sang empu langsung menepis tangannya. "JANGAN CUBIT-CUBIT BANGSAT!" teriaknya kesal.

Hendery meringis mendengar teriakan Dejun. Karena tak mau membuat lelaki manis itu bertambah kesal, ia pun langsung menjalankan motornya menuju kedai es krim seperti yang ia janjikan tadi.

Setelah lima belas menit lama perjalanan, Hendery memarkirkan motornya di depan sebuah kedai es krim.

"Yuk masuk!" Hendery menggandeng tangan Dejun untuk masuk ke dalam.

ENEMY (Henxiao)✔Where stories live. Discover now