08

10K 1.5K 185
                                    

Happy Reading!^^

.

.

.

Sudah pukul lima sore dan keadaan sekolah pun sudah sepi. Dejun yang baru saja selesai megikuti ekstrakulikuler kini tengah menunggu sang ayah menjemputnya di halte depan sekolah.

"Aish ayah kenapa lama banget sih!" Dejun menggerutu sambil melirik jam yang tersemat di tangan kirinya.

Tiba-tiba ada seseorang menghampiri dirinya. Orang itu mengendarai motor sport hitam dan memakai helm full face sehingga Dejun tidak bisa melihat siapa orang itu.

"Sendirian aja Neng!" ucap orang tersebut seraya membuka helm full face-nya.

"Hendery?" Yap, orang itu adalah Hendery. "Ngapain lo di sini?" tanya Dejun.

"Hehe gue emang sengaja nungguin lo." jawab Hendery.

"Ngapain lo nungguin gue?" Nggak ada kerjaan banget nih orang, bingung Dejun tuh.

"Sini naik, pulang bareng gue!" titah Hendery menepuk-nepuk jok belakang motornya yang kosong.

"Dih tumbenan lo baik?" Dejun mengernyit heran. "Ada maksud terselubung ya?" tuduhnya.

"Ck suudzon mulu lo sama gue!" ucap Hendery tak suka.

"Ya kan biasanya lo ngejahilin gue terus tapi sekarang tiba-tiba lo berubah jadi baik, wajar dong gue curiga!" balas Dejun.

"Udah ah banyak bacot banget lo, mau naik nggak?" tanya Hendery kesal.

"Eum..."

"Ck kebanyakan mikir nih si pendek, lo mau di sini sampe malem?!"

Dejun mendengus, sikap menyebalkan Hendery belum sepenuhnya hilang ternyata.

"Iya iya gue naik." ucap Dejun pada akhirnya seraya naik ke motor Hendery.

"Pegangan Jun!" titah Hendery.

Menurut, Dejun pun berpegangan pada ujung jaket yang Hendery kenakan. Melihat itu Hendery mendengus lalu ia menarik tangan Dejun dan melingkarkan tangan mungil itu pada pinggangnya.

"E-eh?!"

"Pegangan yang bener, gue sukanya ngebut kalo bawa motor." ucap Hendery.

"Oh oke." balas Dejun kikuk. Hendery mendengar itu tersenyum menang.

Setelah itu ia mulai menjalankan motornya dengan kecepatan sedang menuju rumah Dejun.

"Lo tau rumah gue Der?" Dejun bertanya.

"Tau, waktu itu gue pernah nganterin adek gue buat kerja kelompok di rumah lo." jawab Hendery membuat Dejun membulatkan mulutnya.

"Jun, kalo gue suka sama lo gimana?" tanya Hendery pelan, sangat pelan hingga terkesan seperti berbisik.

"Hah apaan?! Nggak kedengeran Der!" balas  Dejun. Suara Hendery kecil banget, ditambah adanya angin.

"Ng-Nggak jadi hehe." Hendery tertawa canggung di akhir kalimat.

Dejun mengernyit bingung, "Oh ya udah."

Setelah itu tidak ada lagi percakapan di amtara mereka. Tak lama Hendery memarkirkan motornya di depan rumah besar milik keluarga Dejun.

"Eum..makasih tumpangannya ya Der." ucap Dejun setelah turun dari motor. Hendery membalasnya dengan tersenyum dan mengangguk pelan.

"Kalo gitu gue masuk dulu ya." pamit Dejun. "Bye!"

ENEMY (Henxiao)✔Where stories live. Discover now