Chapter : 12

721 98 30
                                    

Happy Reading!!!!!

*Ps : di chapter ini mungkin tidak ada scene uwu AtLas couple :)



Sore yang tenang...

Athanasia memutuskan untuk memainkan PS di kamar nya. Kebetulan hari ini dia pulang lebih awal, jadi bisa bermain sebentar.

Sebenarnya, ia sangat ingin menelpon Lucas lalu jalan-jalan ke luar, tapi yah... Masalahnya ada di.....

"KEMANA HILANGNYA?!!TIDAK MUNGKIN DIA HILANG BEGITU SAJA! JELAS-JELAS TADI MASIH ADA!! BLABLABLABLABLABLATIIITTTT--"

.....Claude :)

Athanasia sendiri juga heran dengan Ayah nya itu. Sejak pagi tadi mood nya jelek sekali, bahkan Ibu nya sampai menyerah untuk menenangkan Claude.

Dari tadi Claude terus-terusan membahas hal yang 'hilang' ketika di tanya apa yang hilang, Claude jadi ngamuk-ngamuk sendiri. Aneh. Sungguh aneh. Harus nya dia bilang apa yang hilang, dengan begitu kan bisa di cari bersama-sama.

"Hah... Ayolah.. Sejak kapan Papa jadi orang bodoh dan kehilangan akal begini?" Gumam Athanasia sambil terus memainkan PS nya.

Brak!! Brak!! Brak!!

"Athanasia!! Buka pintunya!!!"

Athanasia hampir jungkar balik saking kaget nya ketika mendengar Ibu nya--Diana--menggedor-gedor pintu kamar nya dengan sangat tidak estetik.

'Astaga...Ada apa dengan orang-orang di rumah ini..'

Duk!!duk!!brakkk!brak!

"Iyaaaaaaa, sebentarrrrr~"

Ceklek

DUAAKKK!!

Athanasia menatap horor Ibu nya yang kini terjungkal di hadapan nya. Mungkin karena bersandar di pintu saat Athanasia membuka pintu kamar nya tanpa aba-aba.

*Pintu...pintu....udahlah, author bingung mo nyusun kalimat nya kek apa.

"Ukkhh.. Hey! Harusnya kamu bilang kalau mau membuka pintu tadi! Aduuhh.."

Athanasia cengengesan dengan wajah tanpa dosa nya sembari menolong Ibu nya untuk berdiri. "Maaf ya kakak peri~"

"D-I-A-N-A! KE SINI KAU DASAR NAKAL!!"

Diana refleks membanting pintu lalu mengunci nya supaya Claude tidak bisa masuk.

"Gawat..."

Athanasia menatap Ibu nya heran. Orang tua nya aneh sekali. Dan Diana juga bukan tipe yang suka menghindari Claude begitu.

"Mama.. itu.. Papa kesambet apa? Kalian tidak bertengkar bukan?" Tanya Athanasia kepada Diana yang kini sedang mondar-mandir dengan raut wajah cemas.

Diana menghampiri Athanasia lalu mencengkram bahu anak nya itu. "Lebih buruk. Gawat! Seperti nya Claude benar-benar marah kali ini."

Athanasia memiringkan kepala nya tambah bingung. Memangnya apa yang bisa membuat Claude marah kepada Diana? Rasa nya itu hal yang sangat mustahil, mengingat setiap pagi mereka selalu berciu--- lupakan.

"Memang nya ap--"

"DIANA!!! AKU TAU KAU DI DALAM!! BUKA PINTU NYA!"

Baiklah..di luar sana Claude sedang mengamuk, semoga dia tidak terlib--

"ATHANASIA! BUKA PINTU NYA ATAU AKU TIDAK AKAN MENGIZINKAN MU PERGI DENGAN BOCAH TENGIK ITU LAGI!"

Athanasia membulatkan mata nya tidak percaya. Apa barusan Claude tengah mengancam nya?? Wah...Seperti nya ini masalah serius.

Athanasia yang berniat membuka pintu langsung di tahan oleh Diana. Tampak ekspresi horor menghiasi wajah cantik Ibu nya itu.

"Jangan, kalau kau buka Mama akan mengomeli mu sepanjang hari!"

"Maaf, Mama. Tapi ini menyangkut masa depan ku."

Athanasia dengan segera membuka pintu dan tampak lah Claude yang sedang berdiri dengan raut wajah mengerikan. Sungguh! Siapapun yang melihat nya mungkin akan bergidik ngeri dan lebih memilih untuk mengubur diri nya dalam tanah.

Tanpa babibobebo Claude langsung menarik Diana keluar dari ruangan itu alias kamar Athanasia.

Diana tak lupa menghadiahkan tatapan tajam nya kepada Athanasia. Lupakan status Orangtua-Anak, Diana benar-benar akan mengomeli Athanasia nanti.

"Tamat sudah :')"


"Kan sudah ku bilang, Claude sayaaangggg... Aku tidak tau kalau itu punya mu, kukira itu pemberian Athy!!"

Diana memijit batang hidung nya pusing dengan sikap berlebihan Claude. Ayolah..Itu kan hanya semangkuk---

"Tapi kan aku sangat menyukai bakso itu!"

--bakso :)

"Astaga! Dimana kau membeli itu ha? Sini aku belikan lagi! Kau ini orang nya sungguh berbelit ya.."

Seketika Claude merasa tertohok oleh perkataan Diana kepada nya. Berbelit ya..hem..

Claude terus menatap Diana. Bukan tatapan kagum atau apa, melainkan tatapan tersakiti yang teramat dalam. Mungkin.

Diana yang merasa tidak nyaman dengan tatapan Claude, balik menatap sinis suami nya itu. "Apa?"

"Kamu..."

"....."

"....Pms ya?"

Demi jenggot Lucas!! Apakah itu sebuah penghinaan?

"Hey! Tidak sopan sekali! Seharusnya aku yang menanyakan hal itu kepada mu, Kuning!"

Lagi-lagi.. Claude lagi-lagi merasa tertohok oleh perkataan Diana. Kuning....katanya...

"Oh astaga.. Kenapa kita malah meributkan hal sepele seperti ini?"

"Kamu benar. Tapi baksoku--"

"Iya, aku ganti."

Dan pertengkaran kecil itu berakhir dengan Diana yang membeli bakso sebagai ganti rugi dari bakso yang Claude beli sebelumnya.

Sedangkan Claude? Pria dengan satu orang anak itu masih terheran-heran dengan sikap istrinya yang sungguh berbeda.

'Diana pemarah sekali...'



Akan tetapi.. seseorang yang berada di ruangan lain tidak mengetahui apa yang terjadi---

"Oy! Oy! Papa tidak serius dengan ancaman nya kan?"

"Astaga!! Apa yang harus kulakukan jika itu terjadi?!!!"

"Tidak diperbolehkan jalan-jalan dengan Lucas??!"

"Sial! Aku bisa gila!!"

---tidak bisa berpikir jernih dan akhirnya tertidur karena lelah berpikir.

Yah.. kalian bisa menebak siapa orang itu bukan?



Hae(?)

Cuman chapter special seputar ClauDi Couple :)

Sebenernya karna aku yang bingung mo bikin apa sih.. Otak ku itu sering kosong..maka nya ga dapet ide dan feel apa-apa :")

Chapter selanjutnya mungkin akan jadi chapter paling menyebalkan sejauh ini.. siap-siap ya.. Hoho~

Jan lupa vote dan komen nya!~

Dah.

Wed, 20 January 2021

Only Us (Who Made Me A Princess)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang