Chapter : 7

801 110 23
                                    

Happy reading!!!



Dahi Athanasia mengernyit ketika merasakan cahaya sang mentari mulai mengenai mata nya.

Gadis itu membuka mata nya berat.

"Ugghh.."

Athanasia merasakan seluruh tubuh nya merasakan sakit yang luar biasa. Ditambah kepala nya yang pening, membuat ia susah untuk berdiri dari kasur milik nya.

"Hah..seperti nya aku menangis terlalu lama, bodoh sekali."

Athanasia menertawai kebodohan nya kemaren.

Bisa-bisa nya dia menangis hanya karena masalah yang belum pasti.

Lagipun..setau Athanasia, Lucas itu sangat membenci Jennette. Pemuda itu mana mau menerima Jennette sebagai pasangan hidup nya.

Ya..setidaknya Athanasia berpikir begitu.

Athanasia memutuskan untuk duduk di tepi ranjang nya. Ia belum sanggup berdiri tegak. Kepala nya masih sakit.

"Uh..seperti nya aku demam."

Athanasia merasakan tubuh nya mulai terasa panas dan dingin di saat bersamaan. Memang biasa nya Athanasia akan demam jika menangis terlalu lama.

Sejak kecil Athanasia tidak bisa menangis terlalu lama. Mungkin ini karena gen yang diturunkan oleh Diana.

Seingat Athanasia, terakhir kali dia menangis seperti kemaren itu ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Mungkin..kelas tiga an.

Sekarang dia benar-benar merasa aneh ketika ia selesai menangis.

Rasa nya asing.

Seperti nya Athanasia memang tidak cocok menjadi anak cengeng.

Untunglah dia itu sadar diri.

"Eghh..kepala ku sakit sekali."

Athanasia memutuskan untuk memanggil Lily. Sekalian ingin meminta tolong untuk mengabarkan kepada wali kelas nya bahwa sekarang ia tidak bisa datang ke sekolah.

Athanasia mengambil ponsel nya yang ada di atas nakas. Dan menelepon Lily.

Jika di tanya mengapa dia tidak berteriak saja, kamar nya itu kedap suara. Tidak mungkin Lily bisa mendengar nya di luar sana.

Lily mengangkat panggilan Athanasia.

Athanasia sendiri sedikit lega ternyata Lily tidak marah kepada nya karena mengabaikan wanita itu kemaren.

"Lily, Athy kaya nya demam."

Ucap Athanasia kepada Lily yang mungkin sekarang sedang berkutat dengan bahan makanan di dapur.

Tak kurang dari 10 detik, Lily kini sudah berada di luar kamar Athanasia.

"Nona!!nona!! Apa nona memanggil saya?"

Athanasia samar-samar bisa mendengar suara lembut Lily yang sedang mengkhawatirkan nya di luar sana.

Seperti nya kalimat yang menyatakan bahwa orang sakit itu memiliki pendengaran yang lebih sensitif dibandingkan ketika ia sehat itu benar.

"Masuk saja Lily."

Mungkin Athanasia lupa bahwa Lily tidak bisa mendengar nya di luar sana.

Untung Lily itu cepat tanggap. Ia tidak mungkin membuang-buang waktu nya hanya untuk menunggu Athanasia membuka pintu.

Terlebih gadis itu kini tengah demam.

Lily berusaha membuka pintu kamar Athanasia tapi tidak bisa.

Only Us (Who Made Me A Princess)✓Where stories live. Discover now