Chapter : 14

632 86 2
                                    

Happy Reading!!



Jennette memutar bola mata nya malas. Singkat cerita, Carax mengajaknya ke cafe sepulang sekolah tadi. Katanya sih ada hal penting.

Tapi..

Situasi apa ini?!

"Bagaimana? Kau setuju? Aku yakin kita akan saling menguntungkan di sini." Ucap Carax entah yang ke berapa kali nya.

'enyah kau sialan!' umpat Jennette di dalam hati.

Untung saja dia ini masih tergolong manusia penyabar, kalau tidak, tentu Carax akan berakhir di tong sampah pada detik ini juga.

Jennette menghela nafas berat.

"Kau itu--"

Flashback

"Hey."

Jennette mendongakkan kepala untuk melihat siapa yang memanggil nya. Sial! Padahal
ia sedang pusing karena nilai ulangan harian nya anjlok, karna itu sekarang mood nya jelek sekali.

Dan lagi.. bukannya orang ini--

"Bisa bicara sebentar?"

--Carax?

Jennette menyanderkan punggung nya di tembok samping tempat duduk nya. Baiklah.. Mari kita dengarkan pria gila ini dulu.

"Bicara apa? Aku malas basa-basi, jadi langsung ke inti nya saja." Ujar Jennette ketus.

Ck! Ulangan sialan. Kenapa ia harus kepikiran hal menyebalkan seperti itu?

"Pulang sekolah nanti--"

'Ulangan sialan, ulangan sialan, sialan.'

"--bisa kita bertemu di cafe Óbelia?"

'Si--'

"APA??! Ka-kau bilang apa barusan? Tadi ada tungau yang menutupi telinga ku, jadi tidak kedengeran."

Demi bulu ketiak Kiel! Jennette itu rajin membersihkan telinga nya, jadi tidak mungkin ada tungau yang bersarang di sana.

Jennette hanya memastikan kalau ia tidak salah dengar.

"Pulang sekolah nanti mari bertemu di cafe Óbelia." Ulang Carax.

"Kenapa harus di cafe? Di sini saja, aku sangat sibuk pulang sekolah nanti, banyak hal yang harus aku lakukan, misalnya nonton netfl*x, baca w*btoon, rewatch anim--"

"Kau harus mau. Ada hal penting yang akan ku bicarakan." Potong Carax.

Lihatlah laki-laki gila ini.. Dimana letak tata krama nya?!! Sialan!

"Y. Trsrh."

Flashback end.

"Kau itu.. Tidak tau malu ya?"

Jennette menatap tajam Carax yang kini menatap datar diri nya.

"Aku mungkin memang suka Lucas, tapi aku tidak ingin menghianati Athanasia untuk yang ke dua kali nya. Kau tau? Tidak mudah bagi ku untuk berdamai dengan nya."

Carax tertawa sinis mendengar ucapan Jennette barusan. Ia merasa mual ketika mendengar hal itu terucap di mulut Jennette.

Jennette mungkin terlihat polos dan lugu. Tapi Carax tau, jauh di dalam lubuk hati nya, Jennette sangat membenci sepupunya-- Athanasia.

Only Us (Who Made Me A Princess)✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum