17 : Party

83 18 0
                                    

Author's pov.

Hari ini adalah hari ulang tahun sang bapak kepala sekolah, tepat jam 4 sore acara akan dimulai. Dan 10 jam sebelum acara akan berlangsung, seluruh murid yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut harus mengikuti melakukan gladi bersih bersama. Ada staf yang mempersiapkan sebuah pentas untuk para siswa menampilkan penampilan yang mereka siapkan. Ada siswa-siswi yang latihan di ruang aula dan juga ada yang latihan di luar ruangan.

Langit masih cukup gelap walaupun matahari sudah terbit, dan hawa angin dingin yang membuat daun-daun pohon di lapangan menari. Doyeon, yang bertugas sebagai wakil ketua panitia pengurus untuk acara ini, dia mencolokkan sebuah microphone ke colokan terdekat dengan dia. Lalu mengetesnya jika bisa bekerja dengan cara mengetuk mic tersebut.

"Cek, satu dua tiga. Bu Baekhyun eh maksudnya pak Baekhyun, semua peserta acaranya sudah datang belum pak?" Tanya Doyeon sambil meletakkan microphone itu di depan bibirnya, agar pak Baekhyun yang sedikit jauh dari jangkauannya bisa mendengar apa yang dia ucap.

Pak Baekhyun meletakkan kedua tangan di samping mulutnya dan berteriak sekuat mungkin. "Belum nak! Mungkin ada 10 orang lagi!".

Doyeon yang bisa mendengar suara pak Baekhyun yang cukup besar, mengacungkan jempol sebagai respon.

"Kak Jieun udah datang belum, kak?" Tanya Doyeon kepada Seulgi yang bertugas sebagai salah satu staf yang mengatur di backstage.

"Keknya belum deh. Tuh anak kalo udah tidur, susah banguninnya" jawab Seulgi sembari menyapu debu-debu dan kotoran yang ada di area tersebut, karena telah beberapa bulan aula ini tidak digunakan.

"Oo ok deh. Siapa lagi ya-" ucapan Doyeon terpotong karena sebuah suara bantingan dari pintu aula yang menggema.

"MAAF TERLAMBAT" teriak Jieun sambil mengatur napasnya yang tidak teratur. Sepertinya, dia terburu-buru dan lari dari gerbang depan sampai ke aula. Doyeon dan Seulgi menepuk jidat mereka bersamaan, lalu menghelakan napas seraya menggelengkan kepala. Tetapi untung aja Jieun ingat jadwal, diakan berposisi sebagai ketua panitia pengurus acara ultah ini. Kalau dia enggak ingat... entah gimanalah nasib acara ini tanpa dia. Bakal berserakan kayak kandang hewan.

Jieun berjalan tapi lebih ke menyeret kakinya karena kelelahan, ke arah pentas dimana Doyeon dan Seulgi berada. Wajahnya yang bercucuran dengan keringat dan rambut kuncir satunya yang mungkin sebelumnya rapi, menjadi sedikit berantakan dan longgar.

"Sorry ya lambat. Keenakan tidur soalnya" kekeh Jieun dengan polos. Seulgi yang menatap Jieun tajam karena dia cukup muak dengan kebiasaan Jieun yang buruk ini, lalu mengalihkan pandangan kepada Doyeon, bertanya dengan matanya mau diapain si Jieun ini.

Doyeon hanya mengangkat bahu acuh tak acuh. Seulgi sudah menduga jawaban itu dari Doyeon, dia seharusnya tidak bertanya kepada Doyeon.

"Yaudah deh. Cepat rapiin rambut elo dulu, kek sapu ijuk aja. Sudah itu, lanjutin tugas elo" tegas Seulgi lalu berjalan menuruni pentas melalui tangga yang terletak di ujung samping pentas dan membantu menyusun beberapa kursi untuk para tamu duduk.

"Semua tamu sudah diberi pemberitahuankan kalo ada acara ultah pak Soo Hyun?" Tanya Jieun sembari mengelap sepasang kacamata bulat yang dia tadi pakai, menggunakan bajunya.

"Sudah kok. Termasuk tamu khususnya, para murid di sekolah Tri Puri Sakti juga. Bapak kepsek disana juga sudah diberitahu" balas Doyeon.

Jieun menganggukkan kepala lalu memasangkan kembali kacamata tersebut. "Hyemi dan Yeji sudah datang belum?" Tanya Jieun sambil menyesap sekotak susu coklat karena tadi dia lupa untuk meminumnya saat sarapan di rumah.

Stranger • Ji ChangminМесто, где живут истории. Откройте их для себя