19 : Exam

74 18 0
                                    

Author's pov.

BRAK!

"Matilah gua!" Teriak Haechan, membantingkan kepala ke meja.

Dengan posisi yang sama, dia menoleh ke arah teman-temannya yang sedang menatap dia dengan khawatir. Terdengar dari suara bantingan tadi, seolah-olah mereka bisa merasakan rasa sakit yang dirasakan oleh Haechan. Tetapi walaupun kepalanya terasa sakit, ada satu hal lagi yang menutupi kesakitan tersebut dengan menyeluruh. Apa lagi selain ujian PAS yang telah datang pada hari ini secara mendadak sekali?!

Sebenarnya sejak seminggu lalu, Doyeon sudah memperingati seluruh murid di kelas bahwa mereka akan melaksanakan ujian akhir semester pada tanggal tepat pada hari ini. Haechan ucap masih ada waktu seminggu lagi untuk belajar, jadi dia memutuskan untuk mengudurkan sesi belajar dan diganti dengan main game.

Haechan sangat menyesal dengan keputusannya yang super bodoh itu. Dia juga lupa jika dia mendapatkan nilai rapor yang rendah seperti di nilai sebelumnya, laptop kesayangannya bakal di sita sampai dia mencapai kelas 11.

Haechan mengembalikan posisi kepalanya menjadi posisi awal dan tiba-tiba mengeluarkan sebuah suara isakan. Renjun menatap dia dengan aneh, dan memiliki raut wajah yang menunjukkan dia sepertinya jijik dengan tingkah Haechan yang luar biasa lebai.

Ini adalah ekspresi Renjun yang dipraktek oleh Chittaphon Leechaiyapornkul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini adalah ekspresi Renjun yang dipraktek oleh Chittaphon Leechaiyapornkul.

Namun, bukan hanya Haechan saja yang bertindak seperti ini. Hyemi dan Yeji yang sibuk membuka halaman buku cetak PPKN dengan heboh. Hyemi asik bertanya kepada Yeji apa ada materi khusus yang perlu dipelajari untuk ujian nanti. Yeji memegang kepalanya yang sudah pusing tujuh keliling. Dia saja tidak menyukai pelajaran ini, gimana materinya mau masuk ke otak?!

Sepertinya, hanya Doyeon dan Renjun yang belajar untuk ujian. Mereka sudah siap mempersiapkan mental dan menantikan waktu dimana mereka akan mengerjakan ujian tersebut. Doyeon mendecakkan lidah, sedangkan Renjun menghembuskan napas pelan.

Doyeon mengetuk meja Haechan, lalu berkata, "Woi kalau mau dapat nilai bagus, belajar! Jangan pura-pura nangis seolah-olah dunia ini mau kiamat atau apa. Salah elo sendiri kagak belajar".

"Betul tuh" Renjun setuju dengan perkataan Doyeon. Haechan ini pengen nilai yang tinggi tapi dia gak berusaha. Nilai tinggi memang bisa jatuh dari langit atau apa.

"Yah, kan gua lupa. Renjun~" panggil Haechan dengan suara manis dan memanyunkan bibir.

Renjun mengangkat tangan, meletakkannya tepat di hadapan Haechan. "Diam. Gua gak bakal kasih elo contekan" tolak Renjun tanpa ekspresi sama sekali. Dia sudah terlalu terbiasa dengan kejadian ini, sehingga dia bisa memprediksi aksi Haechan yang akan datang selanjutnya.

Haechan mendecih dan mengumpat di dalam hati. Dia melihat sekelilingnya, mencari sebuah target untuk kebutuhan contekannya. Tetapi, setelah dia pikir untuk beberapa saat... semua siswa yang ada disini memiliki sebuah kesan yang kurang baik terhadap Haechan. Walaupun dia seorang yang ceria dan suka melawak, Haechan juga suka menggombal cewek-cewek dengan alasan yang tidak jelas. Yah, itu salah dia sendiri -_-

Stranger • Ji ChangminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang