20 : Sports day

63 15 0
                                    

Author's pov.

"Gila, permainan anak kelas 11 dan 12 lebih seru daripada punya kita. Gak adil lahhh" rengek Yeji sambil melipatkan kedua tangan didepan dada. Sejak memasuki area sekolah, mereka berlima langsung menghampiri papan mading yang terletak di samping ruang security.

"Mbak dodo, kok lomba yang kita ikuti gak seseru yang lain?" Tanya Yeji dengan suara merengek seperti tadi. Doyeon yang tampak seperti belum mengumpulkan semua jiwanya yang pergi menghilang ke dunia lain, mengabaikan rengekan Yeji sambil mengucek salah satu matanya.

"Untuk event ini, gua gak ada berpatisipasi sama sekali. Yang berarti, gua juga gak tau apa aja lomba-lomba yang diterapin oleh setiap tingkat. Jadi, silahkan complain kepada orang-orang yang mengurus event ini" jawab Doyeon lalu menguap sampai Haechan pun bisa mencium napas mulut Doyeon yang tercium seperti odol komodo eh kodomo.

"Hyem, hari ini kok elo diam aja? Biasanya elo yang paling sering memulai topiknya" Renjun bertanya kepada Hyemi yang terlihat cemberut sejak mereka bertemu.

"Kalian ngapa sih suruh gua ikut lomba estafet? Apalagi di giliran yang ketiga lagi tuh! Gua kan sudah bilang gua gak pandai lari" kesal Hyemi.

Di sekolah ini, cara mereka melakukan lomba estafetnya sedikit berbeda daripada lomba estafet biasa. Perbedaannya adalah kalian tidak hanya lari, tapi setiap pemain harus melakukan tantangan di setiap tahap. Dan, menurut gua sendiri, yang paling parah sih pemain yang mendapatkan giliran ketiga. Karena mereka harus mengenakan sebuah inflatable costume dan lari mengenakan kostum itu... semangat Hyemi!

"Yah, kenapa gak bilang kalo gak mau?" Tanya Renjun lagi.

"Udah. Tapi, Haechan ngotot. Jadi gua pasrah aja, hah~" Hyemi menghelakan napas kasar. Haechan menunjuk ke dirinya sendiri, merasa telah tertuduh karena dia tidak berpikir dia melakukan hal seperti itu kepada Hyemi. Gak tau malu emang :v

Di belakang Renjun, terdapat sebuah figur yang tersenyum dengan seram seperti badut yang ada di film IT. Dia meniup pelan ke salah satu telinga Renjun yang membuat seluruh bagian tubuhnya merinding.

Renjun memegang telinga yang ditiup oleh figur tersebut. "Chan, jangan tiup-tiup telinga gua! Geli tau gak" tuduh Renjun.

Haechan mengerutkan kening dan menguncupkan lubang hidungnya, merasa telah dituduh sekali lagi. Dan kini Haechan beneran tidak melakukan hal tersebut kepada Renjun. "Lah, gua ada dihadapan elo anjir. Gimana gua mau niup telinga elo? Elo kira gua bisa Kage Bunshin No Jutsu kek Naruto, gitu?".

"Jadi siapa yang niup telinga gua?".

"Elo beneran Renjun yang sama dengan Renjun yang memenangkan juara umum pertama sewaktu SMP, atau elo dirasuki setan sih? Tengok belakang elo!" Haechan menunjuk figur yang sedang tertawa tanpa mengeluarkan suara.

Renjun membalikkan badan dan melihat Chenle yang melambaikan tangan. "Eh, ternyata si sultan toh. Kapan elo balik dari Tiongkok?" Tanya Renjun, mendatarkan kembali suaranya.

Haechan terkesiap dengan dramatis sementara ada suara latar belakang yang mendukung suasananya. "Do, elo liat gak Renjun jelas-jelas mendiskriminasi gua. Masa sama Chenle, suaranya biasa aja tapi sama gua malah kek macan yang gak makan 3 hari sih?" Haechan memegang pundak Doyeon.

"Serah elo mikirnya gimana chan, serah..." sahut Doyeon lesu karena tidak makan biskuat tadi pagi.

"Oh, gua baru balik tadi subuh. Sekitar jam 2 gitulah. Btw, ini oleh-oleh" balas Chenle sambil menyerahkan sebuah kantongan kertas besar kepada Renjun tapi karena Haechan menyenggol Renjun secara "tidak sengaja", dia menerima kantongan itu dengan senyuman mengerikan.

Stranger • Ji ChangminWhere stories live. Discover now