| 1 | SEBUAH PERTEMUAN

256 11 1
                                    

(⭐) Sebelum baca, pencet bintang dulu bisa kan? Itu tuh di pojok kiri bawah. Udah vote? Okey, happy reading-^

...

[ A R A N D R A ]

"Serang dari depan, kalahkan yang menantang!" — SMA Berlian

1. SEBUAH PERTEMUAN

Suara derum motor memenuhi halaman warung Bu Riah. Suaranya sangat nyaring dan juga memekakkan telinga. Asap-asap dari motor juga mengebul ke mana-mana. Kalau orang yang punya asma ada di sana, pasti langsung sakaratul maut di tempat.

Sesuai dugaan, Gerhana ingin membalas dendam. Perkumpulan siswa-siswa yang jumlahnya di bawah perkumpulan SMA Berlian itu menantang untuk tawuran di Jalan Rosella dekat hutan. Jalanan yang terkenal sepi itu sudah biasa dijadikan tempat tawuran. Tentu saja karena jauh dari permukiman warga.

Malam ini, semua anggota perkumpulan SMA Berlian sudah berkumpul di halaman Bu Riah. Mereka adalah perkumpulan anak-anak nakal dan bandel dari SMA Berlian. Mereka semua sudah siap dengan bawaan masing-masing—senjata. Banyak yang lebih memilih membawa senjata berukuran kecil. Seperti pisau lipat. Namun, ada juga yang membawa balok kayu berukuran cukup besar.

Motor-motor tengah dipanasi mesinnya. Mereka tak mau kalau kendaraan sampai mogok atau ada masalah di tengah jalan. Walaupun itu mustahil, karena kebanyakan dari motor mereka merupakan motor-motor mahal bernilai jutaan bahkan milyar.

"Kita berangkat sekarang?" tanya Arana pada keempat teman-temannya. Walaupun perempuan sendirian, ia tak mau sembunyi. Arana sudah biasa menghadapi hal semacam ini, bahkan, bisa dibilang ialah bintangnya.

Grevan mengangguk mantap mendengar pertanyaan Arana. Ia rasa, teman-temannya yang lain juga sudah siap. Bahkan ada yang sudah tidak sabar dan otot-ototnya kaku minta dipakai buat jotos.

Regan dan Jonathan segera menghampiri motor masing-masing. Dua cowok itu juga termasuk dalam orang penting, skill bela dirinya di atas rata-rata. Banyak mengalahkan musuh. Mereka juga teman sekelas, sekelas juga dengan Arana. Berbeda dengan Grevan dan Arjun yang merupakan kakak kelas mereka.

"Ara," panggil Arjun.

Arana yang hendak menuju motornya pun membalikkan tubuh, menghadap ke Arjun. Namun, dengan secepat kilat Arjun membalikkan tubuh Arana lagi. Membuat Arana tetap dalam posisi membelakangi Arjun—sepupunya itu.

"Kenapa, Jun?" tanya Arana tanpa berusaha membalikkan tubuhnya lagi.

Arjun mendekatkan mulutnya ke telinga Arana. "Lo bocor."

Kedua bola mata Arana langsung membulat, kaget. Ia tidak tahu kalau hari ini ia akan kedatangan tamu.

"Selain Arjun, ada yang udah liat belum ya?" batin Arana khawatir. Ia akan malu sekali jika banyak yang melihat.

"Udah, sana. Lo urus dulu," ucap Arjun masih setengah berbisik.

"Terus ini tawurannya?" tanya Arana.

"Gampang. Kita bisa handlle, kok. Lagian jumlah mereka nggak banyak-banyak banget. Kita nggak akan kalah cuma gara-gara nggak ada lo," jawab Arjun.

𝐀𝐑𝐀𝐍𝐃𝐑𝐀 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang