| 35 | TIUP LILIN

42 2 0
                                    

[ A R A N D R A ]

"Semoga bahagia, semoga sehat selalu semoga dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan." -Arjun dan teman-teman.

35. TIUP LILIN

Suasana ruang tengah apartemen Grevan sudah ramai sejak tadi. Semuanya duduk lesehan di atas karpet bulu yang lembut. Dengan tv yang menampilkan sebuah film action pilihan Renata, tapi dibiarkan tidak ditonton.

Saat ini, Arjun tengah memegang sebuah kue cokelat yang lumayan besar. Cokelatnya lumer dan ada wip cream serta beberapa ceri merah di atasnya. Di tengah-tengah kue ada dua lilin dengan angka "17". Kue itu baru saja dibeli oleh Jonathan dan Renata tadi-secara mendadak, bersamaan dengan Regan dan Thalia yang pulang duluan. Dua orang itu pasti tidak nyaman, sama-sama pendiam sehingga seperti orang asing. Tapi memang sudah jadi asing kan?

Awalnya Arana menolak, bilang kalau tidak perlu ada tiup lilin segala. Tapi yang lain tetap ngotot. Pasalnya mereka juga dari jauh-jauh hari sudah berencana untuk memberikan kejutan di hari ulang tahun Arana. Tapi siangnya malah diisi dengan kepanikan karena Arana disekap. Jadi nggak sempat.

"Make a wish dulu," ujar Arjun setelah lagu selesai dinyanyikan.

Arana mengangkat kedua tangannya. "Ya Allah, terima kasih udah ngasih temen-temen yang baik bangettt, terima kasih untuk umur, udara dan nikmat selama 17 tahun ini. Semoga bahagia-bahagia lain menanti di depan sana, semoga persahabatan kita tetep kayak gini, semoga Jonathan sama Renata langgeng terus--"

"AAMIIN!" potong Jonthan sambil berteriak. Yang dihadiahi cubitan dari Renata di pinggangnya.

Arana terkekeh kecil, lalu melanjutkan. "Semoga Grevan ketemu cewek yang lebih cantik dan lebih baik dari mantannya, dan semoga Arjun juga dipertemukan sama cewek baik yang sayang sama dia. Aamiin."

"Semoga lo juga diberi yang terbaik," tambah Arjun. "Aamiin."

"Aamiin," ucap Jonathan, Grevan, dan Renata bersamaan.

Fyuhh!

Dua lilin angka berwarna merah itu langsung mati bersamaan. Diiringi dengan tepuk tangan mereka semua, Jonathan yang paling heboh dan bar-bar.

"Gue mau cerinya!" seru Jonathan. Mengambil dua ceri dari atas kue.

"Ihh! Buat gueeee!" balas Arana tidak terima.

"Masih ada, Raa. Gue dua doang," ucap Jonathan sambil tertawa. Arana jadi cemberut.

"Bagi satu," pinta Renata pada pacarnya itu. Satu ceri di tangan Jonathan pun langsung masuk ke mulutnya.

"Ini kalo kue nya nggak habis, Jonathan yang habisin semua," ucap Grevan sambil memotong kue dan meletakkannya di ampar (tatakan gelas).

"Uhh tidak bisa! Gue nggak suka kue, bikin eneg. Tapi kalo makan dikit bisa lah," balas Jonathan.

Arana menerima potongan kue dari tangan Grevan, lalu memakannya. Rasa manis dan tekstur yang empuk dan lembut langsung menyambutnya.

"Eh, Ra. Nanti tidur di rumah gue. Mami udah bikinin kue spesial buat lo," ujar Arjun.

Arana terdiam. Meletakkan kembali sisa potongan kue yang hendak masuk ke mulutnya. "Em ... kayaknya gue pulang ke rumah sendiri aja deh. Gue kondisinya kayak gini."

𝐀𝐑𝐀𝐍𝐃𝐑𝐀 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang