49: Menerima

150 10 0
                                    

"Ya, aku menerima permintaan maafmu walaupun belum sepenuhnya aku memaafkan dirimu."

***

Suasana SMA Kertajaya sangat ramai. Apalagi di gedung kelas dua belas. Mereka sibuk membicarakan ujian tengah semester yang akan diadakan beberapa hari lagi. Waktu berlalu begitu cepat, Bian tidak menyangka jika dirinya akan segera lulus dan menjadi alumni SMA Kertajaya.

"Apa gue harus jelasin semuanya aja? Gue nggak mau hubungan ini hancur karena ke egoisan gue," ucap Bian dalam hatinya.

Bian meninggalkan kelas yang sedang jam kosong, ia berjalan menuju gedung kelas sebelas dan melihat Rani yang sedang mengobrol dengan teman-temannya.

"Gue boleh pinjam Rani sebentar?" tanya Bian.

Ketiga teman Rani mengangguk setuju.

"Kenapa?" tanya Rani.

"G-gue mau jelasin semuanya," ucap Bian sedikit gugup.

Raut wajah Rani semringah. Hatinya sangat bahagia karena Bian mau menceritakan masa lalu kepada dirinya.

"Jadi gini, Syifa adalah kakak Kalina. Dia suka sama gue sejak gue dan Kalina punya hubungan. Gue benci sama dia karena dia menyebabkan Kalina pergi ke Amerika. Gue tau mungkin gue kekanak-kanakan, tapi gimana lagi."

Rani menatap Bian seolah meminta Bian menceritakan sejujurnya.

"Beneran?"

"Iya, gue nggal bohong," jawab Bian.

Rani tersenyum lalu memeluk Bian. "Makasih karena lo udah mau jujur sama gue."

Bian melepaskan pelukan lalu memegang kedua tangan Rani dan menatapnya dalam. Bian sangat rindu berkomunikasi dengan gadisnya itu.

"Makasih juga karena lo udah mau percaya sama gue."

"Iya, sama-sama."

"Jadi kita baikan?"

Rani mengangguk dengan antusias.

"Nanti malam jalan yuk? Gue jemput jam tujuh ya," ajak Bian.

"Kemana?"

"Keliling aja. Gue kangen naik motor sama lo," jawab Bian.

"Oke."

***

Rani sudah siap dengan sling bag berwarna hitam yang menyilang di tubuhnya. Ia juga memoleskan sedikit make up di wajahnya. Kali ini Rani ingin terlihat lebih cantik dari biasanya.

Jam menunjukkan pukul tujuh tepat. Suara deru sepeda motor Bian sudah terdengar. Rani langsung turun dari kamarnya dan meminta izin kepada mamanya.

"Udah izin?" tanya Bian sembari memberikan helm ke arah Rani.

"Udah kok. Katanya mama, pulangnya jangan malam-malam," jawab Rani.

"Siap calon mertua."

Rani tersipu malu. "Apaan sih!"

BIANTARA [Completed] ✔Where stories live. Discover now