07. Gosip tentang Theo

52 27 67
                                    

Arkhan menekan remote yang terkait di kunci mobilnya sesaat setelah ia keluar. Sampai kendaraan roda empat itu membunyikan alarm singkat menandakan bahwa pintunya telah benar-benar terkunci, barulah ia melanjutkan perjalanan meninggalkan parkiran dan merambat melewati koridor jurusan yang tidak terlalu ramai pada saat itu. Hingga akhirnya dia menangkap dua sosok familiar di pandangannya, lantas ia mengembangkan senyum. Berniat untuk menghampiri dua orang sahabatnya—Windra dan Marten—yang kini sedang sibuk bercengkrama sambil menyandarkan punggung di pembatas tangga.

"Kalian udah lama?" tanya Arkhan setelah dekat sambil mengepalkan tangan sebagai salam sapa persahabatan. Kepalan itu dibalas oleh dua orang lainnya dengan jotosan singkat.

"Mayan lah ...," jawab Marten seadanya.

"Lagi bahas apa sih? Seru banget kayaknya."

Akibat pancingan Arkhan, Marten yang notabene-nya senang bergosip langsung mengikis jarak pada Arkhan. Dengan gaya bicara sok misterius pun, Marten lalu berbisik.

"Kita lagi bahas Bang Theo."

Arkhan mengernyit. Gosip apa lagi yang akan dibawa oleh Marten kali ini?

"Kenapa sama Bang Theo?" tanya Arkhan penasaran.

"Gue rasa sekarang Bang Theo lagi berusaha deketin cewek deh. Tadi gue nggak sengaja curi denger obrolan Bang Joshua dkk. Dan ... lo tau? Dugaan besar cewek yang lagi dinaksirin sama Bang Theo itu junior baru kita!" Marten berujar antusias.

"Junior baru?"

"Iya, junior himpunan." Kali ini Windra yang menyambung seraya kepalanya mengangguk mendukung statement Marten.

Berbeda dengan reaksi kedua temannya, Arkhan hanya memilih untuk mengernyitkan kening saja mendengar dugaan Marten dan Windra. "Ya, terus kenapa kalau Bang Theo lagi deketin junior kita?"

Marten langsung berdecak mendengar balasan Arkhan. "Bro, lo nggak asik banget jadi orang. Ini bakal jadi berita ekslusif yang nggak semua orang bakalan tau. Lo lihat aja, bentukan Bang Theo seorang aktivis sejati tiba-tiba memilih buat mikirin cewek, itu sebuah kejadian langka, Ar!"

Arkhan menggelengkan kepala saja mendengar penuturan Marten barusan, lalu dia menjawab lagi.

"Itu normal, kok. Selama dia sukanya sama cewek. Beda hal kalau Bang Theo tiba-tiba sukanya sama lo," sahut Arkhan diiringi kekehan kecil. "Udah ah, ngapain ribet mikirin urusan orang. Kayak cewek aja lo kerjaan nge-gosip mulu."

"Yeuuu gue mah bukan nge-gosip. Cuma berbincang doang." Marten membuahkan pembelaan.

Arkhan segera mengibas tangannya di depan wajah, mengabaikan ocehan-ocehan Marten yang menurutnya tidak penting.

"Udahlah, gue mau duluan ke kelas. Nggak peduli gue sama urusan begitu," pamit Arkhan lanjut menapakkan kakinya untuk menaiki anak tangga ke lantai dua. Diikuti cibiran Marten yang mengiring kepergian Arkhan menuju kelas.

"Nyesel lo kalau nggak tau siapa cewek dinaksir sama Bang Theo nanti."

Arkhan tidak membalas dengan ucapan. Yang dilakukannya hanya mengangkat telapak tangan tanpa membalikkan badan, mengisyaratkan bahwa ia benar-benar tidak ingin membahas hal itu lagi.

-o0o-

Anna baru saja hendak melangkahkan kakinya menuju salah satu ruang kelas di lantai tiga, sampai ia dikejutkan oleh sebuah sosok tegap yang menghalangi jalannya membuat langkahnya berhenti. Anna pun lekas mendongak, mendapati rupa menyebalkan Juanda yang lagi-lagi merusak hari-harinya.

"Sekarang udah pukul sebelas lewat lima belas menit. Lo bahkan nggak munculin diri di kantin sesuai perjanjian," ucap Juanda bernada angkuh.

MY ANSWER IS YOUWhere stories live. Discover now