02. Sapu Sawang

97 60 53
                                    

Anna menopang dagunya lesu menatap cewek yang kini sedang sibuk memoleskan liptint-nya sambil bercermin pada layar ponsel. Setelah kegiatan gadis itu selesai, barulah dia menurunkan ponselnya—meletakkan benda itu di atas meja dan ikut balas menatap wajah Anna yang nelangsa.

"Kelas lo belum kelar juga?"

"Belum," Anna mengembus napas sungkan. "Yusril Budiman lama amat keknya keluar."

"Lagian gimana ceritanya dah tugas lo bisa nyebur ke comberan?"

Mendengar pertanyaan Gisel—teman yang berada di depannya saat ini—kontan saja Anna terpancing untuk menegakkan posisi duduknya. Dengan pundak naik-turun, dia menatap Gisel diikuti kilat-kilat amarah dari matanya.

"Ada orang yang nabrak gue tadi, Sel!" emosi Anna menggebu. "Mana tuh cowok nggak ada basa-basinya lagi main nyelonong aja pergi setelah nabrak gue, minta maaf kagak!"

Gisel mengangkat tangannya untuk mengusap lengan Anna menyuruh temannya itu sedikit tenang. Bukan apa-apa, sebab teriakan Anna itu sempat menarik perhatian orang lewat di kantin yang sedang ramai-ramainya ini.

"Udah-udah lupain aja."

"Nggak bisa dilupain gitu aja, Sel! Urusan gue sama dia belum selesai!" gebrak Anna pada meja membuat Gisel terlonjak kaget.

"Lo bayangin aja, ya. Itu tugas udah gue kerjain dari minggu lalu. Tahan begadang gue. Tau-tau besok paginya dapet kabar nggak jadi dikumpul gegara Pak Yusril berhalangan hadir. Dan hari ini nih ... Waktu gue udah ready sama tugas gue itu eh malah tugasnya kecebur di comberan saat waktu udah mepet-mepetnya. Lebih parah lagi, pas sampe di kelas gue justru diusir sama Pak Yusril. Mana nggak makin emosi gue? Kalau bukan gara-gara itu cowok, nggak mungkin gue kena usir, Sel!"

Gisel menggaruk tengkuknya bingung melihat amarah Anna yang meluap-luap. Kemudian dia lanjut bersuara setelah itu.

"Tapi 'kan lo juga udah telat. Wajar aja kena usir."

Anna mendadak bungkam mendengar tanggapan akhir Gisel. Ya, benar juga sih dia sudah terlambat tadi.

"Seenggaknya kalau nggak ada tabrakan sama cowok itu gue juga bisa tiba di kelas tepat waktu." Anna masih kekeuh beralasan. Mencari validasi.

"Emang apa sih yang buat lo kesiangan pagi tadi, Na?"

Mendapat pertanyaan dari Gisel, emosi Anna mendadak meluruh. Tiba-tiba saja gadis itu mengubah posisi duduknya dan melipat kedua tangan di atas meja. Hal itu tentu saja menarik perhatian Gisel yang sudah menyadari ada sesuatu yang tidak boleh terlewatkan hendak disampaikan oleh Anna.

"Lo tau Kak Arkhan nggak? Anak hima."

Gisel mengerutkan kening sebentar. Berpikir, lalu ia menjetikkan jari tidak lama setelah itu.

"Tau-tau. Yang manis itu 'kan? Punya lesung dua di pipinya?"

Anna mengangguk antusias mendengar jawaban Gisel. "Semalem gue iseng follow Instagram dia. Dan lo tau nggak, dia follback gue anjir!"

"Ah! Bohong."

"Serius. Nih gue tunjukin kalau lo nggak percaya." Anna pun cepat memamerkan bar notifikasi Instagram-nya dan memamerkan hal tersebut pada Gisel.

"Halah paling juga kepencet."

"Kepencet apaan?"

"Ya itu Kak Arkhan nggak sengaja nge-folllow lo."

MY ANSWER IS YOUTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon