10. Kejujuran yang Tertahan

50 26 56
                                    

Sinar lampu berwarna jingga yang merupakan ciri khas menonjol dari jalanan kota pada malam hari itu kini sudah menyorot dua insan di mana mereka sedang menyeruput lahap mie tek-tek seraya duduk di atas motor. Sesekali suara-suara isapan dari mulut mereka berbaur bersama deru kendaraan melintas membuat sensasi dagangan kaki lima tersebut semakin bertambah kenikmatannya. Mulanya mereka hanya bersantap dalam diam, sampai salah satu dari keduanya membuka sedikit percakapan.

"Rey, gue mau cerita."

"Yoi, cerita aja," balas Andre diikuti gerakan menyendok mie tek-tek yang hampir tandas.

"Gue enggak ngerti itu dikategoriin confess atau bukan. Tapi kemaren Kak Theo minta izin buat deketin gue."

"Terus lo jawab apa?"

"Gue terlalu shock. Jadi gue cuma ngangguk aja. Lagian aneh banget deh, dia pake minta izin segala."

Andre tertawa singkat mendengar ujung kalimat Anna. "Haha sopan banget dah Bang Theo. Tapi nih ya, kalau misal lo enggak lagi kaget, emang lo bakal jawab apa?"

Anna seketika diam, perlahan mengembuskan napas lesu seraya menurunkan kedua bahunya.

"Na, gue beneran curiga deh sama lo. Kayak enggak ikhlas banget gitu kalau Bang Theo naksir sama lo. Emang kenapa, sih? Apa bener lo lagi suka sama orang lain? Siapa?"

Anna pun lagi-lagi hanya mengerucutkan bibir. Sampai akhirnya dia mengungkapkan juga isi sanubarinya kepada Andre dengan suara lesu.

"Gue suka sama Kak Arkhan," terangnya.

Andre yang masih sibuk mengunyah makanan otomatis langsung tersedak mendengar jawaban Anna. Ekspresinya kentara sekali terkejut akan pengakuan sahabatnya itu.

"HAH INI SERIUS?!" teriak cowok itu shock berat. Mendengar suara sekencang toa demonstran tersebut membuat Anna otomatis menoyor kepala Andre dengan tidak santai. Bukan apa-apa, sebab gelegar suara Andre sempat menarik perhatian orang-orang lewat, dan itu sangat memalukan.

"Respon lo biasa aja kali! Emang salah kalau gue naksir sama Kak Arkhan?"

Andre tidak menjawab lagi. Ia kini sibuk membekap mulutnya dan masih takjub akan fakta yang terungkap.

"Sejak kapan, Na? Jangan bilang sejak kita ketemu di depan sekre pas lagi mau ngumpul berkas," tebak Andre lagi.

"Kayaknya iya, deh. Sejak itu."

"Waahhh ...." Andre menggeleng tidak percaya. "Sesederhana itu rupanya cewek kalau lagi naksir cowok."

"Yeeeuu, kayak lo enggak sederhana aja kalau naksir cewek. Ngeliat yang bening sama body-nya ashoy dikit pasti langsung demen lo."

"Iya sih, hehe," cengir Andre. "Petaka nih kalau lo beneran naksir Bang Arkhan."

Anna mengernyit dalam sewaktu menangkap perkataan Andre barusan. "Apa lo bilang? Petaka? Petaka apaan?"

Sadar akan ucapannya, Andre lekas terkesiap. Alih-alih menjawab, cowok itu bahkan lebih memilih untuk berdiri dan merampas mangkuk kosong Anna dan mengembalikan benda yang bersih nan licin itu pada sang pedagang.

MY ANSWER IS YOUWhere stories live. Discover now