Dear Senja (9)

40 31 11
                                    

9. Rumah duka

Mobil terhenti di rumah megah dengan warna kuning Langsat, rumah itu sudah di kerumuni oleh banyak orang-orang terdekat Adriana, mamanya Barat. Mulai dari kakek dan nenek Barat beserta keluarga nya yang lain, adik semata wayang nya, Nion.

Barat di pisahkan dengan Nion oleh papa nya, padahal Barat dan Nion adalah saudara yang selalu saling menyempurnakan satu sama lain.

Nion menangis terisak-isak sambil memeluk foto Adriana, mama nya. Kakek dan neneknya juga menangis.

Barat tidak bisa membayangkan bagaimana wajah cantik Adriana saat tertidur untuk selamanya.

Barat turun dari mobil Derga, dengan cepat Barat berlari menuju ke dalam rumahnya, ia terdiam sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali melihat seorang wanita yang sangat di sayangi nya itu tertidur pulas tanpa ada rasa untuk bangun lagi.

Barat menggeleng-gelengkan kepalanya, berharap semuanya hanya mimpi, namun ini bukan mimpi. Barat tidak mau menyentuh tubuh Adriana walaupun untuk terakhir kalinya.

"Jangan sentuh mama ku" Ujar Barat histeris.

Leon, papa nya Barat seseorang yang sangat kasar dan kejam kepadanya dan kepada Adriana mamanya, ia hanya baik kepada Nion.

Senja menyaksikan langsung bagaimana sayang nya Barat terhadap mama nya. Wajah cantik yang biasa nya tersenyum untuk memberikan semangat kepada Barat kini terbaring tak berdaya, muka nya pucat dan sedikit luka di sekujur tubuh nya akibat kena benturan waktu kecelakaan.

"Mama" Tangis Barat pecah, sesekali ia melirik Adriana, sungguh ia tidak bisa melepaskan begitu saja kepergian nya.

Senja mencoba menenangkan pikiran Barat, mengelus-elus pundak Barat dan mencoba menguatkan hati Barat menerima cobaan ini.

Tidak menunggu waktu lama Rain, Laskar, Laut, dan Biru datang ke rumah duka untuk memberikan semangat untuk Barat bisa mengikhlaskan kepergian Adriana, mamanya.

"Bar, Lo harus kuat, udah jangan nangis" ujar Laskar.

"Enggak, Lo gak tau seberapa besar nya perjuangan mama buat gua las, seberapa penting nya mama dalam hidup gua!" Ujar Barat.

Nion memeluk kakak nya dengan erat. "Kakak harus kuat, mama sayang kita kak" Ujar Nion.

Barat berdiri dari duduknya. "Siapa saksi mata?" Tanya Barat.

Nion menggeleng cepat. "Papa yang menemukan mama sudah tidak bernyawa lagi kak" Jawab Nion.

Terlintas di benak Barat, siapa pembunuh mama nya, tidak mungkin mama nya kecelakaan begitu saja, pasti ada yang sengaja karena di duga kabar kecelakaan di karenakan rem yang di putuskan dan tidak bisa di gunakan lagi.

Mata Barat tertuju pada seseorang yang sudah di curigai nya sejak tadi, papa nya, ia sangat curiga pada Leon, papanya karena hanya ada dia di lokasi kejadian.

Barat meremas kuat leher baju yang di gunakan Leon. "Kau apakan mama ku!" Ujar Barat.

"Anak gila, papa tidak melakukan apapun terhadap mama mu itu!" Jawab Leon.

"Brengsek! Saya tau anda yang membuat ini kepada mama! Ayo mengaku! Sampai kapan kau akan buat kami menderita! Dasar brengsek!"

Plak!

Dear Senja [On Going]Where stories live. Discover now