Dear Senja (17)

29 15 32
                                    


17. Janji Rain

Rain memandang Senja, mata nya tertuju pada wajah anggun Senja yang di hiasi dengan sedikit make up natural yang di kenakan nya.

"Sen, ambilin minum dong Rain nya" Ujar Rere.

Senja bangkit dari duduknya. "Mau minum apa hm?" Tanya Senja.

Rain tersenyum lebar. "Terserah kamu aja"

Senja segera meninggalkan Rain dan Rere, ia pergi ke dapur untuk mengambil minuman di kulkas.

Rere memandang Rain heran, ia terus memandangi Rain, wajah Rain tidak asing lagi menurut nya.

"Sudah lama kenal sama Senja?" Tanya Rere, membuat Rain langsung memandang nya.

Rain meletakkan ponselnya ke meja. "Baru juga sih Tan-"

"Panggil bunda aja" potong Rere.

Rain terhadap tersenyum lebar. "Baru juga Bun, soalnya kenal dia melalui Laskar" Jawab Rain.

Rere mengangguk paham. "Sikap anak bunda suka melewati batas jadi bunda harap kamu mampu bertahan dengan sikap dia, kamu sayang dia kan?" Tanya Rere.

Rain terdiam saat Rere menyebutkan kata Bertahan, ini hanyalah taruhan tidak mungkin Rain harus bertahan menjadi pacar senja.

"Heii, bunda tanya loh" Ujar Rere lagi.

"Eh, iya bunda saya sayang banget sama senja dan saya juga udah terima semua sikap senja kok Bun, saya berjanji tidak akan membuat Senja menangis" Rain mengucapkan kata-kata ini di depan Rere mama dari Senja.

Bagai di sambar petir hati Rain berdenyut keras saat ia mengucapkan janji itu di depan Rere.

"Gue harus apa?" Batin Rain menjerit.

Tidak menunggu lama Senja akhirnya datang membawakan air minum kepada Rain.

"Aku cuma bikin jus wortel aja gapapa kan?" Ujar Senja.

Rain mengangguk pelan. "Gapapa kok kalo buatan kamu pasti enak" sahut Rain.

Rere menggeleng. "Bunda ke dalam dulu ya Rain, kamu sama senja aja dulu jangan buru-buru pulang ya" Ujar Rere kemudian di balas anggukan kepala oleh Rain.

Senja melihat Rere yang sudah ada di dapur. "Kamu panggil mama aku bunda?" Tanya Senja.

Rain mengangguk pelan. "Dia yang minta kayak gitu, lagian gak masalah juga kan sama camer" Goda Rain.

Senja mencubit perut Rain. "ih nyebelin"

Rain tersenyum gemas melihat Senja. "Sayang, mau cium" Bisik Rain pelan.

Senja menjerit kecil. "Apaan sih, gak mau gak!" Tolak Senja.

Rain langsung menarik kepala Senja hingga tepat didepan wajahnya, hingga hembusan nafas mereka terasa satu sama lain. Senja diam ia tidak berkata-kata apapun ia menatap Rain yang sedang menatap nya.

Tatapan Rain seperti mengisyaratkan agar Senja memberikan izin untuk mencium nya, namun bodohnya senja ia tidak paham.

Rain berdecak kesal. "Sayang boleh?" Tanya Rain sekali lagi.

Senja menampar pipi Rain pelan agar menjauhkan nya dari wajahnya. "Apa sih Rain, nanti di liat sama mama papa tau" Gerutu Senja.

Rain tersenyum simpul. "Jadi kalo gak ada mama sama papa boleh dong?" Tanya Rain jahil.

Senja menahan senyumnya. "Gak boleh lah kan belum nikah" Ujar Senja.

Rain terdiam mendengar ucapan Senja, beberapa kali ia mencoba untuk melupakan ucapan Rere kini ucapan senja yang menghantuinya.

Dear Senja [On Going]Where stories live. Discover now