Dear Senja (21)

32 9 1
                                    

21. Solidaritas

Rain mendesah lesu ketika memandang siapa kini yang tengah berada di sofa rumahnya.  Rain menghela nafas kasar.

"Rain, sekarang kau sudah sangat besar ya" ia menepuk pelan pundak Rain dengan ramah sambil tersenyum lebar.

Tatapan Rain semakin tajam tanpa ada bicara sedikitpun.  Jujur saja Rain tidak pernah menginginkan ayah nya datang lagi ke rumah nya.

Untuk kesekian kalinya ia harus mengingat kejadian yang membuat kehancuran keluarga nya dan membuat ia hampir kehilangan kesempatan untuk hidup lagi.

"Kemana ibu  mu?" Tanya nya dengan sengaja agar Rain membuka mulutnya.

Seperti seorang yang bisu Rain tidak menjawab sedikitpun, bahkan ia tidak mau memandang di dan memperhatikan orang yang berstatus sebagai ayah nya.

Rain tidak memberitahu ibu nya bahwa ayah nya akan pulang ke Indonesia hari ini, bukan untuk kejutan melainkan karena Rain tidak ingin ibu nya bersedih saat melihat ayah nya bersama dengan istri mudanya.

"Rain, siapa tamunya?" Tanya Rasi ibu nya Rain.

Rasi terdiam kaku saat melihat siapa kini yang sedang berbicara dengan Rain. Tanpa pikir panjang Rain beranjak berdiri dan menghampiri ibunya.

"Ibu, lebih baik ibu masuk ke kamar saja biar Rain yang mengusir dia" ucap Rain.

Rasi menepis pelan tangan Rain yang memaksakan nya untuk kembali ke kamarnya.

"Ada apa kau datang lagi?, Kau mau membunuh Rain lagi?" Rasi menjerit keras.

Hariz mengulum senyumnya. "Ini rumah ku, aku yang mendirikan nya dengan kerja keras ku dan sekarang aku akan mengambil anak ku untuk meneruskan perusahaan ku, dan Rain akan menjadi pewaris tunggal perusahaan Hariz Septian" Ucap Hariz.

"Berani-beraninya kau bicara seperti itu, kemana kau selama tiga tahun?, Bersenang-senang dengan jalang itu?" Rasi kembali menjerit keras.

Hariz mulai terbawa dalam emosi. "Aku datang ke sini untuk Rain, karena dia putra ku sang pewaris tunggal perusahaan Hariz Septian" Ucap Hariz lagi yang mulai menarik tangan Rain agar ikut dengan nya.

"Gak. Saya gak mau ikut dengan anda! Tolong jangan paksa saya!" Sentak Rain.

Hariz tetap memaksa Rain agar ikut dengan nya. "Ikut ayah atau ibu kamu taruhan nya!" Ancam Hariz.

Rain mengangkat dagu nya. "Tidak ada yang bisa memisahkan saya dengan ibu saya, dan anda tidak berhak!" Jawab Rain.

"Saya ini ayah kamu, yang telah membuat kamu ada di dunia ini, kalau bukan karena saya kamu tidak akan ada didunia ini!" Sentak Hariz.

Rain memeluk Rasi dari samping. "Seperti nya anda salah orang, karena saya sudah tidak memiliki ayah lagi, ayah saya sudah meninggal dunia tiga tahun yang lalu" jawab Rain.

Hariz mengambil sebuah kertas di dalam saku celana nya. "Lihat ini, kartu keluarga dan terlihat jelas, saya tetap ayah mu" Hariz tetap memaksa kan dirinya.

"Gak!"

"Persiapkan dirimu tiga hari lagi kamu akan ikut dengan ayah ke luar negeri" Hariz menepuk pundak Rain.

"Buat kamu, kau akan ku bawa ke panti jompo karena usia mu, bila perlu aku akan membawa mu ke rumah sakit jiwa" ujar Hariz lalu pergi meninggalkan rumah Rain.

Rasi memandang lekat Rain. "Apakah kau akan pergi bersama nya?" Tanya Rasi.

Rain menggeleng cepat. "Tidak akan ada yang bisa memisahkan antara Rain dan ibu" Rain memeluk erat ibunya dalam dekapan nya.

Rasi menangis dalam pelukan nya. "Ibu gak mau di pindahkan ke panti jompo atau rumah sakit jiwa, ibu gak mau jauh dari kamu Rain" ujar Rasi.

Rain mempererat pelukannya agar memberikan ketenangan terhadap ibunya. "Ibu tenang ya, tidak ada yang dapat memisahkan kita"

Rasi tetap memeluk erat ibunya, matanya juga mulai berkaca-kaca, jujur saja ia tidak mau terpisah dari Rasi karena Rasi adalah seorang wanita yang mengurusnya sampai sekarang.

***"

Rain terhenti tepat di depan teman-temannya, ia meremas rambut nya. Wajahnya terlihat banget sangat lelah apalagi jika memikirkan keluarga nya.

"Serius ayah Lo balik ke indo?" Tanya Laskar.

Rain mengangguk lesu. "Ya, dia kembali dan akan membawa gue untuk ikut sama dia buat menjadi pewaris tunggal perusahaan Hariz Septian" jawab Rain.

Laut menjerit kecil. "Enak banget dia, dia itu gak punya hak buat gitu ke Lo Rain!" Sentak Laut tidak terima.

"Dia memang ayah Lo, tapi dia gak pernah ngebesarin Lo dan Lo harus ingat perjuangan ibu Lo buat membesarkan Lo Rain" lanjut Barat.

Rain mendesah lesu. "Gue juga gak pernah anggep dia sebagai ayah gue" jawab Rain.

"Gue yakin pasti ada sesuatu sama ayah Lo, dan ada alasan kenapa dia pulang ke Indonesia setelah tiga tahun pergi dan ngejak Lo buat ikut sama dia" ujar Laut.

Laskar mengangguk. "Yang dikatakan Laut ada bener nya juga, sebaiknya Lo sedikit berhati-hati" Barat ikut bicara.

"Kayaknya ada baiknya kalo Lo sama ibu Lo pindah ke rumah gue" ucap Laskar. "Mama gue juga udah kenal sama Lo jadi tenang aja mama gue pasti nerima lo sama ibu Lo" lanjut Laskar.

Rain menatap Laskar. "Lo yakin nyokap Lo bakal terima gue sama ibu gue?" Tanya Rain spontan.

Laskar mengangguk pelan. "Kini ini sahabat Rain, solidaritas itu penting"  Laskar menepuk pundak Rain.

"Santai bro, apa yang dibilang Laskar itu bener namanya sahabat berbeda dengan teman, sahabat akan selalu ada dalam suka duka berbeda dengan teman yang datang pas butuh doang" lanjut Laut.

"Yoi bro!" Seru Barat.

Senyum Rain terbit di sudut bibir nya, ia bersyukur memiliki sahabat seperti Laskar, Laut dan Barat.

"Gue bersyukur banget bisa kenal Lo pada" ucap Rain.

"Udah udah suasana nya sad banget sih" Laut membuat suasana agar kembali ramai.

"Kang cilok kuy, gue yang traktir!" Seru Barat.

Seketika langsung di angguki kepala oleh Rain, Laskar dan Laut.

"Subhanallah, mimpi apa Lo semalem?" Tanya Laut mulai mengejek.

"Njir, gue belum berubah pikiran ya kalo gue udah berubah pikiran bisa-bisa Lo bayar sendiri" sentak Barat.

"Ya Allah, cuma lima ribu doang per porsi nya pelit amat" Laskar ikut bicara.

"Udah ih ayo, gue udah laper banget nih" Rain memegang perut nya yang sudah kelaparan.

Seperti yang dikatakan Barat, bahwa pertemanan berbeda dengan persahabatan kita bisa mengartikan sendiri dan tidak perlu di beritahu kita juga sudah tau siapa yang sahabat siapa yang teman.

Solidaritas itu penting, baik dalam pertemanan, persaudaraan ataupun persahabatan dan bahkan percintaan.







Hello readers!

Apa kabar?

Jngan lupa tinggalkan jejak ya!

Vote dan komentar!

Author akan sering-sering update biar cepat end ceritanya.

Salam literasi!

Jangan lupa follow Instagram aku @nna2605 dan wattpad aku ya!

Langsung back kok! DM aja!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 12, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dear Senja [On Going]Where stories live. Discover now