Daer Senja (18)

26 13 7
                                    

18. My Rain

Senja duduk memangku tas nya, menunggu kedatangan Rain yang akan menjemput nya. Mata Senja memandang pada jam tangan nya, waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh namun Rain tidak kunjung datang.

Senja khawatir, ia mengambil ponselnya dan mulai mencari-cari keberadaan Rain.

Kamu dimana?
Aku udah nunggu

Lama senja menunggu balasan dari Rain namun tidak ada tanda-tanda, bahkan Rain membacanya saja tidak.

Senja berdecak kesal. "Rain mana sih, udah telat ini" Senja mondar-mandir di teras rumah nya.

Senja masuk kedalam rumah nya mencari keberadaan Rere, mamanya. "Mama anterin Senja sekolah, senja udah telat!" Teriak Senja keras.

"Minta jemput Laskar aja biar mama yang telfon dia, mama sibuk jadi gak bisa anterin kamu"

"Halo-"

***

Senja menghela nafasnya dalam-dalam,  sebenarnya Rain kemana? Senja memejamkan mata, jujur dirinya sangat khawatir dengan keadaan Rain.

Suara klakson motor Laskar berbunyi membuat Senja segera keluar dari rumah nya. "Ma Senja berangkat assalamualaikum"

Senja keluar rumah dengan wajah lesu ia memandang Laskar tidak seperti biasanya.

"Buruan naik! Kita udah telat banget ini, nanti lewat belakang aja buruan!" Desak Laskar.

Senja menggunakan helm nya tanpa berbicara sedikitpun. "Lo kenapa sen?" Tanya Laskar.

Senja menggeleng cepat. "Gapapa kok"

Laskar seseorang yang selalu peka. "Pasti Lo cari Rain kan?" Wajah Senja berubah.

"Rain mana?" Tanya Senja.

Laskar menarik nafas dalam-dalam. "Rain masuk RS semalam dia kecelakaan"

Wajah Senja berubah panik."gue gak mau sekolah, gue mau ketemu Rain ayo anterin gue las" senja memaksakan Laskar agar mau mengantarkan nya.

Laskar melonjak. "Lo bakal di cariin papa Lo kalo Lo bolos" ujar Laskar.

Senja menggeleng cepat. "Gak perduli las, gue mau liat Rain" senja kembali pada sikap keras kepala nya.

Laskar menghela nafas nya. "Baik, Lo gue anterin ke RS"

Senja tersenyum senang. "Okey"

***

Rain terlihat terbaring lemah di ranjang rumah sakit, terlihat banyak goresan di tangan dan sekujuran tubuh nya.

Senja memasuki kamar tempat Rain terbaring ia menatap Rain dengan mata berkaca-kaca menahan air mata nya.

Senja memegang tangan Rain, wajah Rain terlihat jelas sangat lemah, Rain masih tertidur pulas.

"Rain, kenapa gak bilang kalo sakit" ujar Senja dengan mata yang berair.

Perlahan Rain membuka matanya melihat siapa yang datang. "Sayang" Rain tersenyum melihat kedatangan Senja di hadapan nya.

Dear Senja [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang