18| Kapan mau baikan?

2K 208 24
                                    

Aku pernah mencoba mencari pengganti dirimu. Namun, saat itu juga aku menyadari tiadanya yang lebih baik diantara mereka daripada kamu.

Hari ini Rindu berangkat lebih awal. Sengaja karena dia ingin berbicara dan meminta maaf pada Dipa. Meskipun rasa marah itu masih ada, tapi sekali lagi Rindu hanya mencoba menjadi dewasa. Tidak ingin bertengkar dengan Dipa karena hal sepele seperti ini.

"Mba Rindu? Tumben pagi-pagi udah datang." Sampai satpampun heran.

Rindu tertawa jeli, "hehe iya Pak. Sekalian nemenin bapak jaga sekolah."

Satpam tadi ikut tertawa, "bisa aja mba. Saya mah suruh jaga sekolah bisa apa lagi jaga hati mba Rindu."

"Waduh, hati saya udah ada yang jagain pak."

"Yahh Bapak telat deh."

Rindu tertawa, satpam tadi turut tertawa. Mulai menyapa siswi lain saat Rindu sudah pergi meninggalkan dirinya.

"Gue tunggu dimana ya?" Gumam Rindu bingung sendiri.

Kepalanya celingukan mencari tempat yang pas untuk menunggu Dipa.

"Kalo di kelas nanti ga tau Dipa udah dateng. Kalo di kelas Dipa ga enak sama anak sana. Terus dimana dong?"

"Apa gue tunggu aja di kantin? Nanti pasti Dipa ke sana dipaksa Chiko." Pikir Rindu, saat teringat kebiasaan ketiga manusia tampan itu.

Pada akhirnya langkah kaki Rindu memilih berjalan menuju kantin sekolah. Sekedar duduk memesan susu hangat sembari menunggu Dipa.

15 menit berlalu cepat, Rindu mulai jengah. Terus menerus melihat jam tangannya 06.40 am seperti itu angka yang tertera. Jemari tangannya ia ketukan pada kotak makan didepannya. Sudah mulai mendingin.

"Apa Dipa ga ke kantin?" Dia menghela nafas lelah.

"Rindu, nunggu siapa? Sendiri aja." Seorang cowok menegurnya.

Rindu menatapnya lalu menggeleng, "ada Raqib sama Atid gue gak sendiri."

Cowok tadi terkekeh mendengar jawaban Rindu, "mau gue temenin gak? Gue free nih."

"Liat Dipa ga?" Rindu mengalihkan pertanyaannya.

"Dipa? Oh manusia mata biru itu. Tadi, gue lihat jalan sama cewek."

Rindu melotot, "bercanda lo!" Tajamnya.

Cowok tadi mengangkat bahunya, "lihat aja kalo ga percaya tuh."

Rindu mengalihkan tatapannya ke jalan utama menuju kantin. Matanya terpaku bahkan tubuhnya mulai terasa kaku. Nafasnya kian memberat, dadanya bertalu sakit.

Disana ada Dipa dengan Chiko dan Vano dibelakangnya. Namun, yang membuat Rindu terpaku adalah seorang gadis yang berdiri disisi Dipa. Dia adalah Salma. Belum cukup satu wanita, kini ditambah satu lagi?

Kenapa mereka suka sekali menggangu!?

"Rindu, lo gapapakan? Gue tinggal dulu ya. Temen gue udah nunggu. Kapan kapan kita jalan bareng, oke baby? Bye!" Ucapan cowok tadi tidak di kubis oleh Rindu.

Mereka mulai mendekat, Dipa kini bisa melihatnya. Namun, dia hanya diam saja. Tidak mencoba untuk menegurnya. Ah sekarang Rindu kembali marah. Tangannya terkepal kuat dibawah meja.

"Rindu? Boleh kita gabung?"

Rindu memalingkan tatapannya, beralih menatap Chiko sadis. Ia tersenyum terpaksa.

"Silahkan, gue udah selesai." Ucapnya tertahan, berdiri dari tempatnya duduk.

Matanya bertemu dengan manik mata biru dalam beberapa detik. Sebelum dia memutuskan kontak dan berlalu pergi.

King Of Bucin [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang