31| Selesai

2.7K 187 4
                                    

Dulu gue belum sempet buat dia bahagia. Sekarang giliran lo. Tugas gue selesai.

"Gue suka Dipa."

Jeda.

Rindu terdiam, juga Aya. Hati Rindu terasa terpukul. Matanya memburam, dia menelan savila yang terasa pahit.

"Sejak kapan?" Tanyanya tertahan.

"Sejak kita SD."

Aya tersenyum miris, dulu dia tidak punya teman kecuali Dipa dan Vano. Vano adalah type orang yang cuek oleh keadaan sekitar walau dia yang paling peka. Dan Dipa adalah orang yang sangat peduli. Tidak membiarkan Aya bermain sendiri saat dijauhi teman sekelasnya. Menjadi pelindung saat Aya dibully. Dia mulai jatuh cinta pada Dipa walaupun saat itu dia benar-benar tidak mengerti apa itu cinta.

"Dulu gue gak sadar sama perasaan ini. Dan saat itu lo datang, mengenalkan diri lo sebagai teman. Lo gak tau bahagianya gue saat itu. Gue bahagia Rindu, akhirnya gue punya satu teman lagi." Aya menceritakan segalanya.

Rindu terpaku mendengarkan.

"Tapi sejak itu juga perhatian Dipa terbagi. Antara buat gue dan lo. Gue cemburu, dan saat itu gue baru menyadari perasaan gue ke Dipa lebih dari sekedar teman."

"Bukan hanya lo aja yang jadi penghalang perasaan gue. Karena bagi gue lo bukan siapa-siapa. Mudah aja gue nyingkirin lo saat itu." Aya tersenyum miris.

Rindu menatapnya tak mengerti. Aya pernah berfikir untuk menyingkirkan dirinya? Jadi apa Aya masih bisa ia sebut sebagai teman?

"Gue biarin perasaan gue yang terluka dan gue dukung perasaan Dipa yang justru dia suka sama lo. Lo mau tau kenapa gak gue rebut Dipa dari lo?"

"Kenapa?" Lirih Rindu.

Aya tersenyum miring, "karena jika gue rebut Dipa dari lo sama aja gue rebut Dipa dari Tuhan-nya. Gue gak sejahat itu. Perasaan gue lebih dulu dipaksa mati, dan lo yang paling beruntung disini."

"Aya, lo berkorban buat gue?"

"Gue gak pernah berkorban buat lo, tapi sejauh ini bayaran yang gue terima lebih dari cukup. Jika gak ada Dipa seenggaknya gue bersyukur punya lo."

Air matanya menetes begitu saja.

"Kenapa? Kenapa lo sembunyiin semua ini dari gue? Jika dari dulu lo bilang. Gue bisa jauhin Dipa, diantara kita gak akan ada yang bisa bersama Dipa dan itu adil. Tapi kenapa lo bohong? Justru dengan bangga lo bilang suka sama Vano!?"

"Rindu, adil bagi kita bukan berarti adil bagi Dipa. Gue gak bilang sama lo karena gue gak mau lo merasa bersalah sama perasaan lo. Dan gue juga gak mau Dipa terbebani atas perasaan gue."

Rindu masih menatap Aya tak mengerti.

"Lo terlalu baik Aya."

Aya menggeleng, "gue jahat. Sikap gue kemarin bener-bener jahat. Jangan anggap gue teman lagi, Rindu."

Rindu berdiri dari duduknya, Aya ikut berdiri. Terkejut mendapat pelukan dari Rindu.

"Hiks—gue tau sikap lo kemarin karena lo marah. Gue tau lo marah karena lo sayang sama Dipa. Maafin gue Aya. Lo udah banyak sakit karena gue."

Aya tersenyum, membalas pelukan Rindu. Air matanya menetes.

"Awalnya ini berat banget. Gue selalu nangisi takdir gue tiap malam. Kenapa gue gak bisa miliki Dipa? Tapi setelah sampai sini mengikhlaskan lebih indah dari apapun. Maafin gue juga Rindu, gue udah jahat banget sama lo atas sikap gue kemarin."

King Of Bucin [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang