🍓 Chapter Tiga 🍓 : Weekend Bersama Musuh.

302 49 8
                                    

Mohon koreksi dan sarannya, ya!<3
Aku tau kalian pembaca yang baik, maka dari itu jangan sungkan untuk meninggalkan jejak vote dan komentar kalian!🍓🍓🍓❤❤❤

***

Selamat Membaca.

***

Weekend kali ini Caca akan pergi ke-mall bersama Galang, saat ini mereka sudah berada didalam mobil sport milik Galang.

“Tumben bawa mobil,” celetuk Caca yang sedang bermain game Pou dihandpone nya.

“Cuaca nya agak mendung, dari pada nanti kita kehujanan mendingan gue bawa mobil. Mencegah sebelum mengobati,” ujar Galang yang fokus menatap jalanan. Caca mengangguk saja.

Mereka sudah sampai disalah satu mall yang berada di Jakarta. Caca terlihat antusias karena sudah lama tidak mengunjungi mall. Biasanya Caca akan pergi dengan sahabat-sahabatnya, tetapi kali ini para sahabatnya sedang mager untuk keluar rumah.

“Heh, Bocil! Jangan lari-lari, buset dah!” tegur Galang yang berusaha mensejajarkan langkahnya dengan gadis itu.

“Galang! Caca mau main!” seru Caca bersemangat.

Galang mengandeng tangan Caca lalu menghela nafasnya, “Yaudah, sana. Selesai main kita makan siang dulu, ya?”

Caca mengangguk lucu dan langsung pergi ke tempat permainan bola-bola kecil.

“Maaf, Mbak. Tempat ini khusus anak kecil, orang dewasa yang mau masuk hanya bisa mengawasi anak atau adiknya.” ucap salah satu penjaga didepan pintu masuk.

Caca cemberut dan menatap Galang dengan tatapan memelas.

“Caca pengen main,” rengek Caca.

“Bentar, lo tunggu sini dulu.” Galang mengusap kepala Caca.

Galang beralih menatap Mas penjaga pintu masuk. “Mas, titip dia dulu, ya.”

Mas penjaga pun mengangguk dan menyuruh Caca untuk duduk di kursi panjang disampingnya berdiri. Galang segera pergi kearah depan.

Beberapa menit kemudian, Galang kembali bersama seorang bocah perempuan yang sedang ia gendong, bocah itu kelihatan anteng dalam gendongan Galang.

Caca menatap Galang curiga, “Galang! Anak siapa yang Galang culik?!”

Galang terkekeh. “Anak gue, nih,” ujarnya membuat bocah perempuan itu tersenyum lebar memamerkan gigi depannya yang ompong.

“Halo Kakak cantik!” ucap bocah perempuan itu semangat.

“Halo juga cantik! Nama kamu siapa?” Caca mengambil bocah perempuan itu dari Galang dan menggendong nya.

“Bocah gendong bocah.” gumam Galang.

“Nama aku Disya, Kak!” sahut Disya ketika ia sudah berada di gendongan Caca.

“Oh, Disya. Disya mau main bareng Kakak?” Disya mengangguk semangat dan memeluk leher Caca.

“Udah cocok, Ca.” ujar Galang tiba-tiba.

Caca mengernyit bingung, “Cocok apa?”

“Udah cocok punya anak,” jelas Galang dengan jahil.

“Ihhh! Galang nyebelin!”

Wajah Caca memerah dan langsung masuk ke tempat permainan bola-bola kecil itu dengan menggendong Disya yang sangat senang.

🍓🍓🍓

Setelah tiga jam bersenang-senang Galang dan Caca memutuskan untuk pulang setelah selesai makan siang. Galang mendapat pesan dari Renata, bahwa Gerald dan Renata saat ini sedang berada di rumah Caca.

Caca turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumahnya dengan membawa camilan yang mereka beli tadi. Galang mengikuti Caca dari belakang dengan tatapan datar.

Hello, brother! Do you miss me? ujar seseorang yang duduk di sebelah kanan Gerald kepada Galang.

Sontak Galang dan Caca menatapnya. Caca membulatkan matanya terkejut, kemudian langsung berlari ke arah orang itu dan memeluknya erat.

“Huaaaa.... Gavin?! Caca kangen!” seru Caca yang masih memeluk Gavin erat.

Gavin Leonard Bagaskara, si Bungsu di keluarga Bagaskara. Ya, Gavin adalah adik dari Galang yang baru pulang dari Bandung. Gavin sekolah di SMA yang ada di Bandung. Sekarang ia sudah kelas satu SMA, dan berencana pindah ke SMA RAJAWALI.

Gavin terkekeh dan membalas pelukan calon kakak iparnya itu. “Makin cantik aja, Kak. pantes Bang Galang mau dijodohin sama Kak Caca.” ucapnya.

Caca melepas pelukan nya dan duduk cemberut disamping Gavin, membuat Gavin terkekeh gemas. Sedangkan Galang duduk disebelah kiri Samuel.

“Galang, apartemen kamu masih bagus, 'kan?” Pertanyaan Gerald sontak membuat mereka berempat menatapnya.

“Iya, masih kok, Dad.” jawab Galang.

Galang mempunyai apartemen hadiah ulang tahun dari Gerald, tapi Galang jarang menempati apartemen itu. Mungkin Galang akan kesana hanya mengecek atau membersihkan apartemennya.

“Daddy pengen Galang dan Caca tinggal di apartemen itu.”

“Loh, kok gitu, Dad?” Caca bertanya dengan bibir cemberut.

“Biar kalian makin akur,” jawab Gerald terkekeh.

“Tapi, 'kan, Caca sama Galang belum nikah, Dad!” ujar Caca.

“Mau nikah sekarang, Kak?” timpal Gavin jahil.

“GAK MAU!” mereka semua tertawa membuat Caca semakin kesal.

“Yaudah, kalo gitu, Galang sama Caca tinggal di apartemen dulu. Nanti kalo udah nikah, kalian bisa pindah ke rumah baru.” ujar Samuel tersenyum kearah Caca.

“Caca gamau pisah sama Ayah dan Bunda!” Caca memeluk Samuel.

“Bukan pisah, Ca. Dengerin Ayah, Ayah sama Bunda sibuk dikantor, pulang larut malam pas Caca udah tidur. Nggak ada yang jagain Caca dirumah. Kalo tinggal sama Galang 'kan, Galang bisa jagain Caca.” jelas Samuel sambil mengelus punggung Caca sayang.

“Em, iya, Caca mau tinggal di apartemen Galang. Tapi gak boleh tidur bareng, ya!” Caca mendelik kesal kearah Galang.

“Iya, Ca, 'kan belum sah.” ujar Gerald terkekeh.

“Galang jangan macem-macem ke anak, Ayah.” ujar Samuel memperingati Galang.

“Iya, Yah. Galang nggak bakalan ngapa-ngapain Caca, kok!” sahut Galang mantap.

“Yaudah, besok kalian pindah.”

🍓🍓🍓

Maaf ya kalo ceritanya gantung banget, aku usahain part selanjutnya bakalan panjang. Aku juga cukupin ceritanya sampe end, makanya aku selalu update pendek mulu :>
Tunggu kelanjutannya, ya. See u!🍓🍓❤❤❤
Ig : @tsyftrw__ @calaziewp

Let's Get Married! [On Going]Where stories live. Discover now