Bab 20. Perjanjian Militer dan LTH

500 72 121
                                    

Seseorang membawa Auristela ke rumahnya dalam kondisi pucat karena kehilangan banyak darah. Setelah itu, orang yang mengantar Auristela langsung meninggalkannya bersama Natalie. Dengan cepat, Natalie langsung membawa Auristela naik ke dalam kamarnya.

Tetapi, kondisi Auristela terlihat semakin buruk sehingga Natalie berinisiatif menelpon Doktor Alvaro untuk segera datang ke rumah. Disela-sela menunggu, Natalie terus membersihkan luka yang terdapat pada dahi Auristela.

Saat Doktor Alvaro datang, dia begitu terkejut melihat kondisi Auristela yang sekarang. Dengan cepat, dia langsung mengambil tindakan agar luka Auristela tidak bertambah parah, menggunakan peralatan medis yang di bawanya. Setelah luka Auristela diobati, dia menutup dengan plester agar tidak terjadi infeksi.

Kemudian, Doktor Alvaro menginfus Auristela menggunakan cairan infus gelatin dan transfusi darah. Guna membantu memulihkan plasma darah Auristela yang sudah banyak berkurang akibat terjatuh.

Doktor Alvaro yang awalnya hendak beristirahat, tiba-tiba mendapatkan panggilan suara dari seseorang lewat bluetooth-nya. Agar tidak menganggu Auristela yang sedang beristirahat, dia memutuskan keluar ruangan untuk menjawab panggilan suara tersebut.

"Di mana Anda sekarang?"

"Saya? Untuk apa Tuan tahu?" tanya Doktor Alvaro.

"Cepat datang kemari dalam waktu lima belas menit."

"Tetapi, lima belas menit itu ...," keluh Doktor Alvaro. Saat dia akan melanjutkan perkataannya, tiba-tiba teleponnya sudah dimatikan. 

"Semakin semenah-menah saja dia!" seru Doktor Alvaro kesal. "Tetapi apa maksudnya ya, mendadak menelepon seperti ini?"

Akhirnya Doktor Alvaro memutuskan untuk meninggalkan rumah Auristela tanpa berpamitan lagi dengan Natalie. Selama perjalanan, suasana di sekitarnya cukup sepi karena hari sudah malam. Saat sampai di lokasi, Doktor Alvaro terkejut melihat Zen dan Sion dengan seragam lengkapnya.

"Ada apa ini?" tanya Doktor Alvaro menghampiri Zen dan Sion.

"Malam ini, LTH dan markas militer akan mengadakan kesepakatan," jawab Sion.

"Kesepakatan apa?" tanya Doktor Alvaro yang masih penasaran.

"Lihat saja nanti," jawab Zen menghentikan pembicaraan mereka.

Zen pun bergegas menuju ruang rapat, diikuti Doktor Alvaro dari belakang yang tidak tahu menahu. Sementara Sion dan Angel menunggu di depan untuk menyambut kedatangan mereka. Sampai di ruang rapat, mereka pun menunggu hingga kedatangan petinggi LTH. 

Tidak lama kemudian, helikopter LTH lepas landas di pangkalan militer. Saat mereka melangkahkan kaki turun, seluruh pasukan militer memberikan tatapan sinis sepanjang jalan, dengan posisi sigap bersenjata. Beberapa orang di antaranya mengkawal mereka menuju ruang rapat, termasuk Sion dan Angel.

Saat sampai di ruang depan ruang rapat, seluruh senjata yang mereka bawa diletakkan di sebuah kotak, demi menjaga sesuatu tidak diinginkan terjadi. Setelah semua senjata mereka terkumpul, satu per satu pun masuk ke ruang rapat. Tampak jelas Zen di kursi pemimpin sudah menunggu ke datangan mereka sejak lama.

"Pak, seluruh perwakilan LTH Squad sudah berkumpul," ucap Sion berjalan menghampiri Zen, diikuti Angel dari belakang. Saat sampai di hadapan Zen, keduanya memecah arah dan berdiri di sampingnya.

Zen terus mengamati perwakilan LTH Squad, namun wajahnya tampak tidak puas dengan yang kini menghadiri rapat. Di hadapannya hanya ada Aliena, Leo, Rio, dan Rict. Sementara yang dia nantikan bukanlah salah satu dari empat orang itu.

Amor Aeternus [END!] [On-going]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz