🌹15

736 85 18
                                    

"Aku hari ini ada janji bertemu dosen, kalau sudah selesai nanti aku hubungi." Ucapan itu aku lontarkan lewat sambungan telpon sembari salah satu tangan memberi signal kepada teman yang lain untuk menunggu sejenak.

"Iya. Semangat, Yoongi-ya." Aku tersenyum begitu mendengar nada ceria dari Jisoo, percaya atau tidak ucapan seperti itu mampu meningkatkan mood seorang Min Yoongi bahkan bibirku ikut melengkung membentuk senyuman tanpa di sadari dan membuat Hoseok yang di sebrang sana menatap tak percaya.

Sebentar lagi pasti ia akan memulai gosip murahan bersama beberapa teman lain.

Aku menutup sambungan telpon dengan Jisoo setelah mengucapkan salam perpisahan. Ah kalau kalian masih bingung, kali ini kalian akan bersama Yoongi untuk sejenak. Bosan'kan bersama Jisoo terus, sekali-kali giliran aku yang bercerita.

Aku Min Yoongi mahasiswa tingkat akhir yang sedang sibuk bergelut dengan tugas akhir sebagai syarat untuk mengemban gelar sarjana, mau tamat kuliah saja menyusahkan. Kadang hidup itu lucu, masuk perguruan tinggi sudah susah, lalu selama tiga hingga empat tahun yang terlewat kita harus dipusingkan dengan tugas berjibun dan kini mau lulus juga harus bersusah payah.

Aku memasukkan ponsel ke dalam saku celana dan membawa kakiku mendekat kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan, mereka sedang duduk bersantai di lorong sembari bercerita mengenai keluh kesah bertemu dengan dosen pembimbing. Biasa kalau sudah memasuki masa mahasiswa tingkat akhir obrolannya berbeda, tak jauh dari unek-unek selama mengemban pendidikan di perguruan tinggi dan sikap menyebalkan dosen pembimbing.

"Kau masih bersama adiknya Kim Namjoon?" Tidak tahu kenapa pertanyaan itu mendadak terlontar begitu saja dari bibir Yeonwoo, padahal mulanya mereka sedang bercerita mengenai dosen pembimbing lalu sekarang topiknya beralih.

Aku menjawab seadanya, kukira ia hanya iseng bertanya sebab melihatku sedang menelpon tadi, tapi sepertinya perkiraanku salah. "Awet juga ya kau menjalin hubungan dengan adiknya sih Kim itu, kalian kalau tidak salah berkencan semenjak ia direkomendasikan masuk ke dalam organisasikan?"

"Rekomendasi?" Ulangku

"Iya, dia direkomendasikan karena adik Namjoon'kan? Enak sekali ya kalau dipikir-pikir, karena kakaknya ketua sebagai adik bisa masuk lebih mudah." Dari ujung ekor mata aku dapat melihat Hoseok yang kini menatapku, tidak hanya Hoseok tapi juga beberapa teman yang lain. Beberapa dari mereka bahkan langsung mencoba mengalihkan pembicaraan, yang berarti bukan hanya aku yang merasa pertanyaan yang terlontar aneh.

"Kau bicara apa sih, masuk organisasi pasti harus di wawancara dulu."

"Iya seharusnya memang begitu tapi adiknya si Kim itu kudengar pengecualian." Aku merasakan kekesalan merangsek ke dalam diriku, ucapannya membuatku kesal apalagi ditambah ekspresinya. Oh astaga, sabar Yoon. Sudah mau lulus, jangan berbuat aneh-aneh.

"Jadi, maksudmu Jisoo masuk ke organisasi berkat Namjoon? Dengan kata lain Jisoo mendapat perlakuan istimewa dan Namjoon'lah yang memberikan perlakuan istimewa itu?" Atensi mereka yang ada di sana beralih kepadaku.

"Iya, yang kudengar seperti itu sih." Aku mendengus, menaikkan salah satu sudut bibirku,

"Kudengar? Sayang sekali ya berarti kau hanya mendengarkan gosip tidak bermutu, karena kenyataannya tidak seperti itu. Jisoo melalui jalur yang sama dengan orang lainnya yang ingin masuk ke organisasi, lagipula Namjoon juga bukanlah tipekal lelaki yang berlaku seenaknya."

"Kau membela mereka karena kau kekasihnya dan temannya Namjoon'kan?"

"Benar."

"Berarti pembelaanmu tidak benar dong, kau membela karena mempunyai hubungan dengan mereka."

My Cold BoyfriendМесто, где живут истории. Откройте их для себя