🌹 7

989 120 2
                                    

Aku tahu Yoongi itu pendiam, kelewat pendiam mungkin, tapi kenapa rasanya diam lelaki itu kali ini berbeda ya? Maksudku-lihat saja matanya yang menatap tajam serta mulutnya yang terkatup rapat enggan menjawab celotehanku sedari tadi, menoleh saja tidak.

Ingin merajuk tapi itu sama saja dengan cari mati, yang ada Yoongi makin menyeramkan nanti. Jadi, aku memutuskan untuk diam dan mencoba mengerti, mungkin ada sesuatu yang tidak mengenakan terjadi saat di kampus tadi.

Aku memangku dagu di tangan kiriku dan menatap keluar jendela, rasanya cuaca dingin di luar masih kalah dingin dengan di sekitarku, melirik diam-diam Yoongi yang masih betah menutup mulut.

"Yoon?" Aku memberanikan diri memanggilnya tapi tak ada sahutan berarti, ia hanya berdeham tidak jelas, itupun tanpa menoleh atau melirikku sama sekali, "Kau kenapa?" Aku bertanya hati-hati, tidak ingin menjadi sasaran kalimat sarkasnya.

Kalimat tanyaku rasanya tidak salah, tapi kenapa Yoongi malah mendengus? "Kau ini tidak peka atau bagaimana sih?" Ia berujar dengan nada kesal dan aku jadi bingung.

Aku terdiam dan masih memproses apa yang ia katakan barusan, saat tiba-tiba Yoongi berujar lagi, "Lelaki tadi, aku tidak suka melihatmu tertawa bersamanya."

"Hyunjae maksudmu?" Aku mencoba memperjelas, tak ada jawaban darinya yang kuasumsikan berarti benar yang dimaksud Hyunjae, kami memang sempat bertemu tadi di kampus saat aku tengah menunggu Yoongi selesai kelas. Kami terlibat percakapan sebelum Yoongi akhirnya mendatangiku dengan raut wajah tak bersahabat.

"Kenapa? Ia teman lamaku."

"Tidak peduli teman atau bukan. Aku tidak suka." Yoongi dengan sikap menuntutnya berujar,

"Iya, kenapa?" Aku tidak mengerti, memangnya kenapa tidak boleh tertawa dengan Hyunjae? Toh, aku sering bercanda bersama Jimin atau Hoseok tapi Yoongi biasa saja, lalu kenapa tidak boleh dengan Hyunjae? Mereka semua sama-sama lelaki.

"Aku tidak suka." Kini giliran aku yang kesal, kenapa Yoongi tidak bisa memperjelas saja alasan ia tidak suka? Memangnya Hyunjae pernah berbuat salah? Setahuku mereka tidak pernah berteman, lalu kenapa lelaki ini tidak menyukai Hyunjae?

"Kenapa kau tidak menyukainya?" Aku masih menahan kesalku supaya tidak terlihat, tidak habis pikir kenapa Yoongi jadi aneh begini.

Bukannya menjawabku Yoongi malah berdecak, ia melirikku sekilas "Sudahlah, lupakan saja."

Aku mendengus tidak terima, kenapa seenaknya menghentikan pembicaraan begini?

"Yoon, aku tidak tahu kau marah kenapa kalau tidak kau jelaskan. Kau tidak suka aku tertawa dengan Hyunjae, tapi kenapa? Jelaskan, kalian pernah terlibat suatu pertengkaran atau apa? Karena setahuku ia itu pemuda baik." Aku mencoba mengikuti sikap yang Namjoon selalu tunjukkan padaku saat kami tengah bertengkar, pemuda yang berbeda beberapa tahun dariku itu selalu mengajariku untuk menjadi sabar.

"Mengetahui namanya saja tidak." Jawaban yang pemuda itu lontarkan tidak membuatku puas dan justru semakin sebal, kalau tidak tahu namanya kenapa bisa tidak suka begitu?

"Terserah." Finalku, memalingkan wajah ke arah luar karena kesal, jika mengetahui akan jadi begini, lebih baik aku tidak perlu bertanya saja sekalian.

Yoongi sepertinya juga tidak berniat untuk membicarakannya lagi karena dia hanya diam sepanjang perjalanan pulang dan itu justru membuatku tambah kesal, bukankah harusnya ia menjelaskan padaku? Membujuk mungkin? Okey, yang terakhir jelas sekali tidak mungkin.

Begitu melihat pagar berwarna hijau yang tak lain adalah pagar rumahku, aku buru-buru melepas sabuk pengaman, mengambil ransel dan berniat untuk keluar turun dari mobil ini secepatnya, tapi nyatanya pintu tidak terbuka, dan membuatku akhirnya menatap sang empunya kendaraan.

"Buka. Aku mau turun." Ucapku lantas mencoba kembali namun pintu masih tidak terbuka dan membuatku mengalihkan pandangan pada Yoongi.

"Tidak ada yang turun sebelum semuanya selesai." Ia membuka suara, melepas sabuk pengaman sehingga memudahkannya memiringkan tubuh menghadap ke arahku.

"Pemuda tadi, aku tidak suka kau tertawa bersamanya." Lagi- ia mengulangi perkataan yang sama tapi kali ini aku enggan menyahuti, "Tidak peduli ia teman lamamu atau bukan, kau harus menjaga jarak dengannya. Aku tidak suka melihatnya menyentuhmu." Lanjut Yoongi dan sekali lihat aku tahu kalau ia bersungguh-sungguh.

"Bukan keinginanku juga kalau dia menyentuhku." Nampaknya Yoongi tak suka dengan jawabanku barusan karena ia kini menghela nafas,

"Pokoknya jangan dekat-dekat pemuda itu lagi."

"Kenapa?" Aku tak peduli bila mungkin Yoongi menyumpah serampah di hatinya,

"Karena kau milikku dan aku tak suka kau disentuh lelaki lain."

Aku menahan senyum yang hampir terbit, yaampun aku kenapa terlihat murahan sekali? Mendengar ucapan itu saja membuat amarahku yang tadi mendekam di dada hilang entah kemana. Yoongi cemburu? "Berarti Namjoon-oppa juga tak boleh menyentuhku?"

Yoongi memejamkan matanya lalu menghela nafas, "Namjoon'kan kakakmu, tentu saja boleh."

"Memangnya kenapa, Yoon?" Aku memancingnya,

"Tidak apa-apa."

"Kau cemburu ya?" Ia mendengus, memalingkan wajah ke arah depan membuatku tersenyum kecil, "Ah, jadi seorang Min Yoongi bisa cemburu?"

"Memangnya tidak bisa?"

"Kau'kan manusia es minim ekspresi," Ia menatapku sinis dari ujung matanya membuatku terkekeh, "Jadi, benar?"

"Apa?" Ia menoleh ke arahku sepenuhnya

"Kau. Cem. Bu. Ru?" Aku menekankan tiap katanya.

"Tidak." Ia mengelak, "Sudah sana turun, istirahat, ini sudah sore." Terdengar bunyi klik yang berarti pintu mobil sudah tidak terkunci lagi, tapi kini aku justru tidak ingin turun sebelum mendengar jawaban Yoongi.

"Aku tidak mau turun sebelum kau menjawabnya." Yoongi berdecak lalu menatapku lagi,

"Iya, iya, aku cemburu! Sudah?" Aku tertawa puas mendengar ucapan serta melihat rona merah menjalar di pipi Yoongi. Lelaki itu buru-buru memalingkan wajahnya dan mendengus, mengumpat pelan tapi aku tak peduli.

Cup~
Yoongi membulatkan matanya dan menatapku terkejut tapi aku hanya tersenyum, "Aku pulang, hati-hati di jalan."

Aku baru akan membuka pintu saat tangan Yoongi menarik tanganku, membawaku menghadapnya lagi dan dengan secepat kilat aku merasakan benda kenyal bertubrukan dengan bibirku.

Aku masih terkejut dengan kecupan singkat itu pula Yoongi, nampak dari telinganya yang memerah, "Cepat masuk ke dalam." Ia berujar tanpa menoleh padaku.

Setelah mengucapkan terima kasih aku bergegas turun, melambaikan tangan sebentar sebelum akhirnya memilih masuk ke dalam rumah.[]

=====

My Cold Boyfriendजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें