🌹12

1.1K 119 22
                                    

Aku melirik jam di pergelangan tanganku yang menunjukkan pukul 11 siang, sejenak merasa kesal karna jam seolah berjalan amat lambat. Ayolah, aku sudah sangat lapar sekarang, mau istirahat makan siang tapi acara tidak kunjung selesai.

Hari ini kampusku mengadakan seminar umum dengan peserta para siswa-siswi tahun terakhir sekolah menengah, seperti seminar pada umumnya setelah pembicara menjelaskan akan diadakan sesi tanya-jawab. Seminar yang sebelumnya dipegang oleh salah satu dosen senior kini beralih dipegang oleh Jimin, sebab beliau memiliki urusan mendadak. Melepaskan pada panitia tanggung jawab dengan harapan dapat membantu menjawab semua pertanyaan para calon mahasiswa tersebut, tapi sayang, harapan hanya sekedar harapan.

Kenapa? Karna kini Jimin bukannya membantu para siswa untuk paham mengenai jurusan malah melemparkan godaan maut. Berpatner bersama Johnny, keduanya membuat tercoreng sesi tanya jawab. Para siswa juga turut adil dalam kekacauan sebab mereka juga bertanya hal melenceng, seperti

"Senior yang di sana punya kekasih tidak?"

Senior yang dimaksud adalah Jungkook, lelaki yang hari ini bertugas menjadi juru kamera mendadak salah tingkah, memilih menghindar ke posisiku yang berada di sudut, padahal ia sudah menggunakan hoodie hitam dan tudung yang menutupi wajah tapi sepertinya percuma. Mata para siswi itu terlalu jeli bila sudah berhubungan dengan lelaki tampan.

Aku terkekeh, menggoda Jungkook hingga telinganya berubah merah. Kali ini aku hanya bertugas sebagai panitia acara, beberapa minggu sebelumnya aku sudah sibuk mengurus list acara. Aku sudah cerita belum kalau Namjoon dan anggota seangkatan dengannya lengser? Kalau belum, sekarang aku sudah bercerita.

Mereka turun jabatan karna sudah waktunya, mengakibatkan jabatan ketua dan wakil sekarang diisi oleh Seungcheol dan Jinhwan, sedangkan Hoseok memandatkan jabatannya padaku padahal aku sudah berfikir untuk keluar dari senat.

Jungkook berbisik menyuruhku menoleh ke arah pintu masuk, dari pintu munculah wajah-wajah lama para anggota inti senat dulu, mungkin ingin melihat bagaimana jalannya acara tanpa kehadiran mereka. Sayangnya aku tidak melihat sosok Namjoon di sana, mungkin ia sibuk dengan tugas akhirnya.

Hoseok melambai dengan wajah sumringah secerah matahari, yang tentu saja kubalas. Di sampingnya Yoongi berdiri dengan wajah andalannya, datar tanpa ekspresi. Sangat kontras ketika di sandingkan bersampingan dengan Hoseok.

Aku melempar senyum pada Yoongi dan syukurnya ia membalas.

"Oh, senior cantik yang mengenakan jaket baseball di sana." Jungkook menyikut membuatku mengalihkan pandangan ke panggung, Johhny dan Jimin kini tengah memandangku bersama dengan beberapa peserta seminar. Apa-apaan ini?

"Tolong senior cantik di sana, maju ke sini." Aku menunjuk diriku sendiri dan Johnny mengangguk, tapi kemudian aku mengelengkan kepala.

"Wah sepertinya senior cantiknya malu-malu. Dia Kim Jisoo yang menjabat sebagai ketua divisi acara di senat, fisiknya memang terlihat macam bocah tapi ia 100% mahasiswi di sini kok." Aku ingin sekali melempar sepatu ke arah Jimin sekarang.

"Tidak sadar diri sekali, ia juga pendek." Gerutuku membuat Jungkook terkekeh di samping. Pemandangan Jimin di atas panggung bersama Johnny saja sudah telihat kontras sekali.

"Tapi tetap cantik kok." Suara itu membuatku menoleh cepat, seorang lelaki mengenakan seragam sekolah tengah menatap kepadaku sambil tersenyum.

"Aduh, yang punya fans sekarang." Lenganku di senggol oleh Yeri yang entah sejak kapan berada di sampingku, ia tersenyum jahil.

"Ck, apa sih."

"Astaga, masih sekolah tapi pandai merayu ya." Jimin berucap, ia menatapku dan tertawa mengejek sebelum matanya berpindah ke arah lain, "Tapi sayang senior yang kau sukai ini sudah memiliki pawangnya."

My Cold BoyfriendWo Geschichten leben. Entdecke jetzt