06. Telat

522 86 37
                                    

- BMC -

"Yah namanya juga cewekan mandang fisik"
- Nathaniel Gilbert Bramantyo

= 𝓝𝓪𝓽𝓱𝓪𝓷 & 𝓐𝓵𝓵𝓲𝓼𝔂𝓪 =

___________________________________________
06. BAGIAN 06 // TELAT

"ASTAGFIRULLAHALADZIM! INDRA, ALLISYA, RAFKA BANGUN!" teriak Sarah yang sudah berkacak pinggang. Apalagi ketika melihat selimut dan bantal yang sudah tergeletak di lantai. Entah apa yang sudah ketiga bersaudara itu lakukan, hingga kamar menjadi kapal pecah.

"Udah jam segini masih molor. Mau jadi apa kalian hah?"ucap Sarah lagi tapi masih dihiraukan oleh mereka bertiga. Malahan semakin nyenyak tidurnya.

"Jadi orang lah Mah," gumam Rafika dengan mata yang masih terpejam.

"Tobat-tobat punya anak kek gini," Sarah berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamar Rafka.

Byurr

Mengambil air satu ember dan menyiram ketiga anaknya hingga basah kuyup.

"BANJIR!"- Rafka.

"BOCOR!"- Indra.

"KEBAKARAN!"- Allisya.

"Goblok basah gini mana ada kebakaran," ucap Indra menoyor kepala Allisya.

"Udah?"tanya Sarah memelototi mereka bertiga, "Udah mati suri nya? Bangun! Sekolah!"

"Masih pagi mah," ucap mereka bertiga merebahkan tubuhnya kembali dan memejamkan mata.

"Pagi dari Hongkong hah? Ini udah jam 07.20," sarkas Sarah semakin melotot. Sebentar lagi mungkin matanya akan keluar.

"HAH?" Ketiga manusia bersaudara itu terbangun membelalakkan matanya. Kalang kabut pergi ke kamar mandi.

Sedangkan Sarah hanya geleng-geleng kepala.

"Eh aku dulu, hari ini ada ulangan,"ujar Rafka mendorong kedua kakaknya.

"Abang dulu, Abang ada kelas pagi," balas Indra tak mau kalah.

"Lisya juga ada ulangan pak guru killer," saut Allisya tak terima.

Terjadilah aksi saling dorong mendorong berebut kamar mandi. Membuat kepala Sarah semakin pening saat melihatnya.

"Ngalah dong sama adek."

"Abang lahir duluan jadi Abang dulu," Indra mendorong Allisya dan Rafka hingga mundur beberapa langkah.

"Lisya cewek. Dimana mana cowok ngalah sama cewek."

"Aku."

"Abang dulu."

"Princess duluan."

"KAMAR MANDI GAk CUMA SATU!" Allisya dan Indra berlari menuju kamar masing-masing setelah mendengar teriakkan Sarah.

Tak butuh waktu lama mereka pun sudah siap untuk pergi sekolah dan kuliah. Berlari menghampiri Sarah dan Ardi yang berada di meja makan. Kedua orang tua mereka pun memandang dengan tatapan jengah.

"Pah,mah kita berangkat ya. Udah telat,"ucap Indra menyalimi punggung tangan Sarah dan Ardi. Diikuti Allisya dan Rafka.

"Dek gue nebeng," ucap Allisya.

"Ayo."

Sekolah Allisya dan Rafka memang satu arah. Namun berbeda arah dengan Indra. Sehingga Indra memilih untuk membawa mobil sendiri.

Benci Menjadi Cinta [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora