49. Rumit

200 17 0
                                    

-BMC-

Cinta juga memiliki musim. Kadang kita tersorot cerahnya keindahan, terkadang terguyur derasnya kesedihan.

______________________________________
_______
49. BAGIAN 49 // RUMIT

Pukul 23. 55 dini hari Nathan baru saja pulang kerumahnya. Sejak membolos dengan Allisya siang tadi ia hanya menghabiskan waktunya untuk bersama Allisya.

Perlahan pintu ia buka, nampak jika hanya ada gelap. Kemungkinan Ayah dan bundanya telah tidur. Namun tiba-tiba saja lampu menyala, memperlihatkan Handi yang menatapnya datar dan Putri yang menatap khawatir.

"Dari mana saja kamu Nathan?!" Handi bertanya dengan nada dingin. Ia marah pada anak semata wayangnya.

"Rumah temen Yah."

"Ayah hanya ingin memastikan jika kamu menerima perjodohan ini."

"Tapi Yah aku udah punya pilihan sendiri. Sampai kapanpun aku gak akan terima perjodohan sialan itu!" tatapan mata Nathan kini berubah menjadi sengit.

Tentu ia tak mau menerima perjodohan konyol itu. Ia sudah memiliki pilihan, yaitu Allisya. Ia hanya akan mencintai Allisya bukan gadis lainnya.

"Ayah tidak peduli, kamu harus menerima perjodohan ini! Titik."

"Mas biarkan Nathan memilih jalannya sendiri. Biarkan dia bahagia dengan orang yang dicintainya," Putri menyahut. Mencoba untuk membujuk suaminya. Namun bagaimanapun Handi adalah orang yang keras kepala. Ia akan tetap kokoh dalam pendirian nya.

"Ini demi kebahagiaan Nathan!" ujar Handi.

"Kebahagiaan apa Yah? Nathan bahkan belum pernah merasakan kebahagiaan yang dihadirkan oleh Ayah. Perlu Nathan ungkit masa lalu kembali?!" emosi Nathan meluap begitu saja.

"Nathan gak mau di kekang, Nathan punya jalan hidup sendiri. Dan pilihan Nathan bukan menerima perjodohan sialan yang Ayah buat!"

"Kebahagiaan kamu itu ada dipilihan saya! Jadi kamu harus mengikuti semua perintah saya! Kamu tentu bukan anak durhaka kan?! Atau kamu mau semua harta warisan keluarga Bramantyo ini saya berikan pada orang lain? Kamu adalah pewaris tunggal Nathaniel Gilbert Bramantyo!!" bentak Handi.

"Mas udah."

"Anak ini yang susah dikasih tau!"

"Nathan gak butuh harta apapun dari Ayah. Jika hanya ada pilihan menerima atau menerima maka Nathan lebih baik memilih jadi anak durhaka. SAMPAI KAPANPUN NATHAN TIDAK AKAN PERNAH MENERIMA PERJODOHAN SIALAN ITU!!!!"

Kedua tangan Nathan terkepal dengan erat. Setelah mengatakan itu Nathan berlalu keluar. Menutup pintu dengan keras.

Menaiki motornya dan melajukannya dengan kecepatan di atas rata-rata. Muak, satu kata yang dapat menggambarkan kemarahannya pada Ayahnya.

Bahkan Nathan sendiri tak mengenal siapa gadis yang akan dijodohkan padanya. Lalu kenapa ia harus dipaksa untuk menerima? Bahkan ia sudah memiliki kekasih, yaitu Allisya.

Bagaimana perasaan Allisya jika tahu ia dijodohkan. Ia bahkan tak ingin melihat Allisya menangis kesedihan karena nya. Ia hanya mencintai Allisya seorang.

Menghiraukan umpatan pengendara yang berlalu lalang Nathan tetap melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Marah, kecewa, tentu semua itu dirasakan oleh Nathan.

Tiba-tiba saja ponselnya bergetar menandakan ada panggilan masuk. Nathan memberhentikan motornya di tepi jalan. Mengambil ponselnya, menggeser tombol hijau hingga panggilan tersebut tersambung.

Benci Menjadi Cinta [END]Where stories live. Discover now